REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Budayawan Emha Ainun Najid alias Cak Nun menyampaikan permintaan maaf atas pernyataan kontroversialnya di acara Maiyahan beberapa waktu lalu. Dia mengaku, dibodoh-bodohkan oleh keluarga, karena mengucapkan apa yang seharusnya tidak diucapkan.
"Semua yang terciprat menjadi tidak enak atau menjadi menderita atau menjadi apapun oleh ucapan saya itu," kata Cak Nun dalam video yang dibuatnya bersama anaknya Sabrang Mowo Damar Panuluh dikutip Republika.co.id di Jakarta, Selasa (18/1/2023).
Dia mengaku, dalam ajaran Maiyah memang harusnya mengucapkan yang baik-baik saja dan efeknya harus diperhitungkan. Cak Nun juga kerap mengajarkan kepada semua orang untuk bisa bijaksana.
"Kan saya yang mengajarkan jangan ngomong siapa, tapi apa, begitu. Itu saya sendiri melanggar, artinya saya minta maaf kepada keluarga, termasuk sama Sabrang ini mengajar aku entek-entekan (habis-habisan), karena saya maukan apa yang saya sendiri mengajarkan untuk tidak dilakukan begitu," ucap Cak Nun.
Dia pun bersyukur, punya keluarga dan anak yang bisa mengingatkan dan mengontrolnya. "Saya mohon ampun kepada Allah SWT, saya mohon ampun kepada Allah, saya mohon rahmat kepada Allah, saya mohon pertolongan kepada Allah, saya meminta tuntutan kepada Allah," kata Cak Nun.
Sebelumnya, viral video Emha Ainun Najib alias Cak Nun dalam salah satu acara Maiyahan Kenduri Cinta, menyentil Presiden Joko Widodo (Jokowi). Cak Nun terlihat didampingi dosen Universitas Airlangga (Unair) Suko Widodo.
Ditinjau Republika.co.id, tagar Cak Nun pun menjadi trending di Twitter pada Selasa (17/1/2023) sore WIB. Ada sekitar 15,6 ribu tweet tentang salah satu tokoh yang bisa membujuk Soeharto untuk turun dari jabatan presiden pada 1998 tersebut.
Dari penelusuran Republika.co.id. nama Cak Nun trending karena salah satu videonya viral di lini masa. Dia menyinggung Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan yang disamakan dengan tokoh jahat pada era Nabi Musa AS.
"Hasil pemilu kan menunjukkan tingkat kedewasaan rakyat, bahkan juga algoritma pemilu, misal Pemilu 2024 itu koen gak (kamu tidak) mungkin menang, wes onok sing (sudah ada yang) menang teko saiki (mulai sekarang), wes onok sing (sudah ada yang) menang," kata Cak Num dikutip Republika.co.id di Jakarta, Selasa (17/1/2023).
"Karena Indonesia wes (sudah) dikuasai oleh Firaun yang namanya Jokowi, oleh Qorun yang namanya Anthony Salim dan 10 Naga. Gak sembilan, 10 saiki rek. Terus Hammam yang namanya Luhut," kata Cak Nun.
Adapun Firaun adalah julukan yang diberikan kepada Raja Mesir era kuno, Hamam merupakan figur penasihat raja, dan Qarun tercatat sebagai pebisnis tamak bin pelit. Ketiga orang itu tercatat dalam sejarah sebagai contoh figur buruk.