REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar menyatakan tidak pernah mengajukan nama kadernya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi menteri dalam perombakan kabinet jilid II yang diumumkan Rabu (27/7) ini.
"Tidak pernah. Dan Golkar tidak pernah mengajukan persyaratan apa-apa," kata Ketua Umum Partai Golkar Setyo Novanto di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.
Namun ia menyatakan rasa syukurnya dan mengapresiasi Presiden Jokowi yang memberi kesempatan kepada kader Partai Golkar masuk kabinet. "Kita akan memberikan yang terbaik untuk kepentingan bangsa dan negara khususnya dalam memajukan perekonomian kita," katanya.
Ia menyebutkan kader Partai Golkar menjabat sebagai Menperin yang merupakan posisi penting saat Indonesia harus berkompetisi dengan negara lain, terutama memajukan industri baik kecil, menengah maupun besar. Novanto menyebutkan Presiden sudah mengevaluasi para menterinya secara detil sehingga muncul keputusan ada yang perlu digeser dan diganti.
"Tentunya ini dalam rangka pelaksanaan pembangunan agar kita kompetitif," katanya.
Sementara itu mengenai penunjukan Sri Mulyani sebagai Menkeu, Setya mengatakan Itu merupakan pilihan tepat karena dia sudah pernah menjadi Menkeu dan melakukan pekerjaan yang berhasil di luar negeri. "Tentu ini ada harapan baru, terutama percepatan pelaksanaan APBN percepatan pelaksanaan amnesti pajak. Kita harapkan ada kesegaran baru dalam kerja sama dengan parlemen," katanya.
Ia mengatakan Sri Mulyani sudah biasa bekerja sama dengan parlemen sehingga ada harapan baru tumbuhnya perekonomian Indonesia ke depan.