REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama yakin tidak ada perubahan dalam kelanjutan proyek reklamasi Teluk Jakarta pascaperombakan Kabinet Kerja. Ia menyatakan tidak ada draf pembatalan proyek reklamasi.
Menurut pria yang akrab disapa Ahok ini, penghentian reklamasi Pulau G hanya sebatas pernyataan Menko bidang Maritim, Rizal Ramli di depan media massa. "Enggak tahu, tetap sama dong, secara UU sama. Masalahnya kan sampai hari ini belum ada drafnya, batalin, belum ada drafnya, baru ada surat dari Menteri Susi tembusan ke saya, ke Menko (Rizal Ramli), setelah mau dipanggil ratas baru ada suratnya. Jadi kronologinya lucu kan, dia (Rizal Ramli) udah sampaikan rekomendasi tutup," katanya di Balai Kota, Rabu (27/7).
Ahok menyebut lebar parit Pulau G sudah lebih dari cukup untuk dilewati perahu nelayan. Sehingga alasan penghentian reklamasi Pulau G karena menghalangi perahu nelayan yang hendak lewat kurang tepat.
"Mau dipanggil ratas, baru Menteri Susi kirim ke Menko Maritim mengatakan dia mengusulkan karena menutupi jalan, makanya mau ditutup. Nah menurut kami, terusan Suez itu kira-kira cukup lebar gak untuk lewatin kapal-kapal gede? 300 meter toh? Nah ini semua kanal yang antarpulau, tahu gak berapa lebarnya? 300! Kira-kira kapal nelayan lewat gak? Ini lucu kan," ujarnya. Rizky Suryarandika