Kamis 14 Jul 2016 22:33 WIB
Konflik Laut Cina Selatan

'Posisi Indonesia Makin Kuat Pasca Putusan Arbitrase Internasional'

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Bayu Hermawan
Pulau-pulau kecil dan terumbu karang yang tersebar di Laut Cina Selatan menjadi objek sengketa sejumlah negara di kawasan itu.
Foto: abc
Pulau-pulau kecil dan terumbu karang yang tersebar di Laut Cina Selatan menjadi objek sengketa sejumlah negara di kawasan itu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Hubungan Inteenasional, Universitas Paramadina, Emil Radiansyah mengatakan penolakan Cina atas keputusan Arbitrase internasional harus disikapi dengan kepala dingin. Meski begitu, Indonesia memiliki posisi yang kuat untuk melakukan pendekatan diplomatis agar sengketa LCS bisa selesai dengan damai.

Menurutnya Nine Dash Line yang diputuskan oleh Tribunal Arbitrase menunjukan bahwa sengketa LCS bukan hanya melibatkan Filipina dengan Cina saja. Indonesia sebagai negara yang memiliki wilayah perairan dekat LCS juga akan terpengaruh.

Namun, meski begitu posisi Indonesia sudah jelas. Kedaulatan perairan didasari atas Unclos 1982. Keputusan Arbitrase kemudian bisa menjadi landasan kekuatan tambahan jika Cina main-main atas perairan Indonesia.

Lebih jauh, Emil mengatakan posisi Indonesia yang strategis kemudian bisa membuat Cina semakin terdesak. Hubungan ekonomi yang kuat memaksa Cina tak bisa melakukan tekanan terhadap Indonesia.

Namun, disisi lain, negara negara Asean juga bisa mengedepankan Indonesia untuk melakukan jalur diplomasi terhadap Cina.

"Posisi kita kan sudah kuat. Kita bisa menggaet negara negara Asean untuk bisa bersatu dalam kesatuan Asean untuk menekan dominasi dan klaim Cina. Kita bisa melakukan pendekatan diplomatis," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (14/7).

Emil mengatakan menghadapi Cina yang menolak keputusan Arbitrase tak bisa disikapi dengan gertakan atau serangan militer. Karena secara komposisi kesiapan militer, Cina lebih kuat dibandingkan Filipina, Malaysia, Vietnam dan Brunei.

Ia melanjutkan, hal ini lah yang harus menjadi pertimbangan negara negara asean dalam menekan klaim Cina atas Nine Dash Line tersebut. Filipina tak bisa menghadapi sendiri gempuran Cina.

Maka, kekompakan negara negara Asean dengan mengedepankan Indonesia dalam segi diplomasi merupakan pilihan alternatif penyelesaian sengketa LCS tersebut.

"Kita bisa melakukan diplomasi ekonomi dan politik terhadap Cina. Misalkan apabila Cina tak mencabut klaim atas LCS maka kita bisa melakukan pembatasan impor ekspor atas Cina," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement