Ahad 10 Jul 2016 23:31 WIB

FKUB Bitung Klaim Permasalahan Masjid Asy Syuhada Selesai

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Karta Raharja Ucu
Warga melakukan shalat berjamaah di mushala sementara pengganti Mushola Asy Syuhada
Foto: Debbie Sutrisno/Republika
Warga melakukan shalat berjamaah di mushala sementara pengganti Mushola Asy Syuhada

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Kerukunan Umat beragama (FKUB) Kota Bitung mengklaim, permasalahan pembangunan Masjid Asy Syuhada di Kelurahan Girian Permai, Kecamatan Girian, Kota Bitung sudah diselesaikan oleh pemerintah daerah (pemda).

"Ini kan pembangunan masjid sudah selesai, ini pemerintah sudah kasih fasilitas (lokasi baru)," kata Ketua FKUB Kota Bitung, Franky Paulus Kalalo saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (10/7).

Ia menjelaskan, rencana pembangunan masjid di lokasi Kelurahan Girian Permai mendapat penolakan dari masyarakat setempat. Alasannya, karena syarat 60 tanda tangan dukungan belum terpenuhi. Selain itu, ia melanjutkan, masyarakat setempat kurang suka dengan panitia pembangunan masjid yang sulit diajak berdiskusi.

"Ada penolakan dari masyarakat, karena tak berproses pada aturan main, tak mencukupi syarat tanda tangan yang diminta. Selain itu, pendekatan panitia arogan, sehingga masyarakat jadi antipati," kata Franky.

Ia menyebut, panitia pembangunan masjid yang diketuai oleh Karmin Mayau sulit diajak berkomunikasi. Bahkan, menurutnya, panitia tersebut cenderung memaksakan kehendaknya.

Sikat tersebut, ia mengatakan, menyulitkan FKUB Kota Bitung yang ingin memfasilitasi komunikasi antar jamaah Asy Syuhada dengan kelompok yang menolak. Sebenarnya, Franky mengatakan, tokoh agama dan masyarakat memertanyakan alasan pembangunan masjid tersebut.

"(Akhirnya pemkot menengahi dengan merelokasi masjid) Iya karena selesai dengan aturan main. Kalau dia buntu, tugas pemkot untuk memfasilitasi," ujar dia menjelaskan.

Franky menuturkan, sebenarnya penolakan pembangunan masjid tersebut tidak hanya datang dari non-Muslim, namun juga umat Islam. Alasannya, karena sikap panitia pembangunan masjid yang dinilai arogan.

Franky menuturkan, selama ini kerukunan antar umat beragama terjalin dengan baik di Bitung. Ia mencontohkan, umat Kristen ikut mengamankan pawai saat malam takbiran. Franky juga membantah pemberitaan media daring yang menyebut terjadi pengrusakan dan pembakaran rumah ibadah di daerahnya.

"Itu fitnah. Tokoh Muslim dan Kristen sedih dengan kondisi tersebut. Hubungan kita bagus, shalat Id dijaga masyarakat Kristen," ujar dia.

Sementara itu, salah satu pemuka agama jamaah Asy Syuhada, Ustaz Yusrin menjelaskan, pembangunan masjid tidak bisa terlaksana akibat tidak adanya rekomendasi dari FKUB. "Tidak mau memberikan rekomendasi, alasannya 60 atau 70 tanda tangan belum lengkap. tapi sebenarnya panitia sudah menyediakan, cuma mereka saja banyak alasan," jelasnya.

(Baca Juga: Ustaz Jamaah Asy Syuhada Bantah Ubah Pondokan Jadi Mushala)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement