Jumat 01 Jul 2016 04:30 WIB

Ramadhan dan Akhlak Kita

Red: M Akbar
Ilustrasi Berdoa Saat  Merayakan Lebaran
Foto: AP Photo/Eranga Jayawardena
Ilustrasi Berdoa Saat Merayakan Lebaran

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Rudi Agung

Suatu ketika Khalifah Abu Bakar berselisih dengan Rabi'ah bin Ka'ab. Beliau mencaci Rabi'ah, lalu menyesal tiada kira. Abu Bakar meminta Rabi'ah membalas cacian yang serupa. Tapi, Rabi'ah menolak. Abu Bakar melaporkan ke Rasulullah.

Rasul bertanya,"Rabi'ah ada apa antara engkau dan Abu Bakar Ash Siddiq? Rabi'ah menjawab, "Ya Rasul, dia minta aku memakinya sepeti dia memakiku, tetapi aku tidak mau." Rasul bersabda: "Benar engkau, sebaiknya katakanlah 'Allah memaafkan engkau' Abu Bakar." Rabi'ah mengikuti sabda Rasul: "Allah memaafkan engkau Abu Bakar."

Lalu, Abu Bakar menangis. Sambil terisak, ia mengucap, "Terima kasih banyak Rabi'ah.. Terima kasih banyak, Rabi'ah.. Terima kasih banyak, Rabi'ah bin Ka'ab."

Kisah di atas satu potret keindahan akhlak mulia yang dimiliki generasi awal umat muslim. Generasi terbaik sepanjang zaman.

Usai mencaci, Abu Bakar menyesal bukan kepalang. Beliau takut, pengorbanannya untuk agama, kedekatannya pada Rasul, kegemarannya ibadah akan sia-sia: bila hubungan sosialnya ternoda.

Takut, bila hablumminanass nya masih menyisakan luka jiwa pada manusia. Takut, menebar dendam di dada Rabi'ah. Beliaupun berterima kasih saat Rabi'ah memaafkan dan mendoakannya. Seperti terima kasihnya seseorang yang nyawanya diselamatkan.

Sebaliknya, Rabi'ah enggan membalas cacian. Meski sudah ditawarkan, Rabi'ah memilih mendoakan dengan kebaikan. Rabi'ah mengajarkan kita: di atas hukum adalah kebijaksanaan. Di atas keutamaan ibadah individu adalah kokohnya akidah, akhlak mulia dan kegemarannya beribadah sosial.

Ia yakin Allah akan mengganti rasa sakitnya dengan yang jauh lebih baik. Karenanya memaafkan dan mendoakan. Karenanya ia hilangkan dendam untuk bersihkan hati dan jiwa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement