Jumat 24 Jun 2016 18:41 WIB

Fadli Zon Minta BPOM Lebih Selektif Cek Obat dan Vaksin

Rep: umi nur fadhilah/ Red: Esthi Maharani
Seorang anak diberi vaksin polio di Jakarta, Kamis (17/3).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Seorang anak diberi vaksin polio di Jakarta, Kamis (17/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agar lebih selektif memberikan izin lolos seleksi terhadap segala jenis produk. Permintaan tersebut menyusul adanya temuan vaksin palsu di sejumlah kota, seperti Jakarta, Bogor, Bekasi dan Tangerang beberapa waktu lalu.

"Saya kira institusi terkait, yang mengecek obat-obatan dan vaksin di BPOM ya, harusnya di BPOM lebih selektif," kata dia di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (24/6).

(Baca juga: BPOM Duga Ada Jaringan Besar Produsen Vaksin Palsu untuk Bayi)

Sebab, Fadli mengatakan, bukan kali ini saja ada temuan peredaran obat maupun vaksi palsu. Pun menurutnya, ada juga orang yang mendalangi praktik peredaran tersebut.

"Karena mereka mengambil untung besar. Dari obat-obat di rumah sakit, di apotek, bahkan yang diperjualkan di bawah tangan. Bahkan yang expired (kadaluarsa). Harus ada penanganan serius," tutur Fadli.

Ia menduga, peredaran obat maupun vaksin palsu, didasari karena harga asli keduanya yang mahal. Sehingga, banyak oknum yang memanfaatkan situasi tersebut dengan mencari keuntungan.

"Tapi soal harga obat yang terlalu tinggi. Tapi kalau obat itu murah atau generik, saya kira mereka juga malas memalsukannya. Yang tidak perlu resep dokter boleh saja, asal itu dipantau. Yang tidak boleh obat obat palsu," tututr Fadli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement