REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Pemerintah terus mengebut penambalan jalan berlubang di sepanjang jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat. Hal tersebut demi memperlancar arus kendaraan serta mengantisipasi kecelakaan lalu lintas jelang sepuluh hari menuju Lebaran 2016.
"Kita menyisir lubang di jalan lalu segera menambalnya, itu dilakukan sepanjang hari," kata Kepala Satuan Kerja (Kasatker) wilayah I Jawa Barat Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN IV) Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) T Yuliansyah dalam perjalanan Press Tour Pemantauan Jalur Mudik Lebaran, Jumat (24/6).
Pantauan Republika, jalur Pantura Jabar masih diwarnai sejumlah lubang di sejumlah titik, sekaligus jalan yang telah ditambal di titik lainnya. Kondisi tersebut terpantau di jalan yang melintasi daerah Subang, Sukamandi, Ciasem dan Pamanukan.
Yuliansyah menyebut, saat ini kesiapan Jalur Pantura Jabar mengantar para pemudik lebaran mencapai 95 persen. Penambalan dan perbaikan median jalan terus dilakukan. Jalan ditargetkan siap 100 persen pada H-7 Idul Fitri.
Jalan berlubang di Pantura merupakan masalah klasik dari tahun ke tahun. Ia menjelaskan, penyebab utamanya yakni jalan terbebani kendaraan besar yang over load. Di sisi lain, konstruksi jalan tidak cukup kokoh karena lapisan dalam jalan memuat material lunak. Fondasi jalan juga rentan air sehingga jalan cepat rusak pascadiperbaiki.
Keberadaan Tol Cipali, lanjut dia, cukup efektif mengurangi volume kendaraan di Pantura. Pengurangannya per hari dapat mencapai 60-70 persen untuk kendaraan mobil kecil. Namun, sekitar 70 persen kendaraan besar semisal truk bermuatan tinggi masih gemar menggunakan Jalur Pantura. Keramaian jalan biasanya terjadi pada sore dan malam hari.
Penyebabnya yakni sopir truk mempertimbangan jalanannya yang datar dan tidak berkelok-kelok. "Pantura juga masih digemari karena kendaraan bisa singgah kapan pun di warung-warung," tuturnya. Selebihnya, jalan diisi oleh pengendara sepeda motor.