Ahad 19 Jun 2016 04:25 WIB

Abu Jahal Modern, Media Binal dan Dagelan Warteg

Red: M Akbar
ilustrasi hasutan
Foto:

Karya mereka hanya berhasil meruntuhkan Orba dan mengamendemen UUD 1945 sebanyak empat kali. Teriak kencang UUD 45, tapi yang digunakan UUD 2002. Hasilnya: tata kelola negara rusak, budaya ketimuran kita diacak-acak, kekayaan negara digasak, rakyat dikotak-kotak.

Mereka tahu, garda terdepan bangsa ini adalah umat Islam. Maka, ketika nanti ada berita-berita serupa yang mengkerdilkan Islam atau upaya memantik konflik horisontal, cukup tiga hal yang patut kita lakukan:

Pertama, jangan pernah percaya media mereka apalagi menjadikannya viral. Kedua, kita tertawakan. Ketiga, kita kasihani. Meladeni permainan mereka apalagi menyebarkannya secara viral hanya menambah keresahan sosial.

Kerugian lain bagi masyarakat: menambah jumlah pengunjung media mereka dan oplahnya. Aiih, rugi! Cukup kita abaikan dan tertawakan. Apalagi saat ini sudah ada gerakan pemboikotan terhadap media binal pembuat keresahan sosial.

Oplah media cetak mereka ambrol, media televisinya diboikot, sedang pengunjung media onlinenya turun drastis. Apalagi kini mulai menjamur media-media baru dan media Islam. Tak heran media-media Islam jadi incaran, sampai sempat diblokir dengan alasan menggelikan.

Mereka kesal oplahnya anjlok. Jadi wajar mereka menjadi liar dan binal karena kurang perhatian. Maka abaikan saja bila Abu Jahal intelektual masih terus mendongkrak rating medianya dengan menebar kebencian pada Islam. 

Sebagai anak-anak bangsa: kita semua punya tugas utama menjaga persatuan dan kedamaian. Negeri ini jangan sampai terbelah-belah. Tahan amarah. Biarkan saja ulah rezim dzalim ini mau berbuat apa, yakin saja kelak akan dijungkirbalikan dengan tangan-tangan Nya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement