REPUBLIKA.CO.ID,BANDA ACEH -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar pembangunan jalan tol Trans Sumatra untuk wilayah Aceh dapat dimulai pada akhir 2016.
"Insya Allah akhir tahun ini pembangunan jalan tol bisa mulai dari Aceh," kata Jokowi dalam sambutan peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas Arun di Lhokseumawe, Kamis. Ia menyebut pembangunan tol Trans Sumatra sudah dimulai dari Lampung sehingga dari Aceh juga harus dimulai.
"Pembangunan infrastruktur juga perlu perhatian. Saya minta kepala daerah di Aceh agar menyiapkan pembangunan tol Trans Sumatra," kata Jokowi.
Menurut Presiden, pemerintah daerah harus bergerak aktif melakukan pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol itu. "Nanti yang membayar pemerintah pusat, pemda yang harus melakukan pendekatan kepada warga dalam pembebasan lahan. Kalau tidak, percuma," katanya.
Presiden menyebut, selama 70 tahun merdeka, Indonesia baru membangun 810 km jalan tol dan ia meminta agar selama lima tahun dibangun 1.000 km. Padahal, di Cina, setiap tahun dibangun 4.000-5000 km jalan tol.
"Kalau negara lain bisa, mestinya kita juga bisa. Bedanya apa? Problem penanganan di lapangan yang lambat," katanya.
Ia menyebut, kadang pembangunan jalan tol sudah selesai 20 km, gara-gara 10 meter menjadi terbengkalai. Presiden meminta agar para kepala daerah turun ke lapangan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah di lapangan. "Kuncinya, pemimpin harus bicara dengan rakyatnya," katanya.
Dalam kesempatan itu, Presiden juga meminta agar kawasan ekonomi khusus Lhokseumawe dihidupkan kembali.
"Di sini ada Kertas Kraft Aceh, Pupuk Iskandar Muda, Pupuk ASEAN, semen. Ini harus dihidupkan lagi, semalam sudah dibahas dengan gubernur dan menteri BUMN," katanya.
Sementara, mengenai peresmian PLTMG Arun, Jokowi mengatakan langkah itu merupakan salah satu cara mengejar kekurangan pasokan energi listrik. Kapasitas PLTMG itu sebesar 184 MW yang mendukung investasi di bidang-bidang seperti pariwisata atau hotel serta industri agar masuk ke daerah itu.
"Kalau tidak ada listrik, investor ya mundur. Inilah kecepatan PLN merespons kekurangan listrik. Ini konstruksi tiga bulan, mesin enam bulan," katanya.
Ia menyebut, harga atau biaya memang sedikit lebih mahal dibanding batu bara tetapi karena membutuhkannya, maka dipercepat.
Setelah pembangunan PLTMG 184 MW itu, PLN akan melanjutkan pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 250 MW di daerah itu yang diharapkan segera selesai.
"Tidak mudah putuskan masalah seperti masalah gas, ini dari Tangguh Papua, jauh sekali, tapi tidak apa-apa, yang penting ada kalkulasi dan feasible," kata Presiden Jokowi.