REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kementerian Sosial (Kemensos), Edi Suharto mengatakan, faktor pembiaran orang tua menjadi penyebab tingginya jumlah anak laki-laki yang menjadi korban kekerasan seksual. Orang tua masa kini diharapkan memberi proteksi yang sama terhadap anak laki-laki dan perempuan mereka.
"Orang tua masih berpikir anak laki-laki tidak akan berisiko menjadi korban kekerasan seksual. Saat mereka bermain atau pergi, orang tua membiarkan. Padahal, predator seksual saat ini tidak hanya mengincar anak perempuan," kata Heri kepada Republika.co.id di Jakarta, Selasa (31/5).
Menurut Heri, angka kejahatan seksual terhadap anak laki-laki semakin meningkat. Berdasarkan penelitian sejak 2013 hingga 2015, ada kecenderungan sembilan dari sepuluh korban kekerasan seksual adalah anak laki-laki.
Selain kekerasan seksual, anak laki-laki juga lebih rentan mengalami kekerasan fisik. Karena itu, pihaknya menyarankan orang tua memberikan perlindungan dan perhatian yang sama kepada anak perempuan dan laki-laki.
Anak laki-laki, kata dia, juga mesti diberikan informasi mengenai pendidikan seksual. "Fakta ini menunjukkan bahwa risiko kekerasan seksual bisa lebih tinggi dialami oleh anak laki-laki. Orang tua tidak boleh lalai menjaga anak laki-lakinya," tambah dia.