REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ekonomi dan Keuangan Iran, Tayeb Zadeh Nia, Kamis (19/5) pagi menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di kantor Wakil Presiden. Pertemuannya ini dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara setelah sanksi ekonomi terhadap Iran dicabut.
"Sebelum era sanksi hubungan kedua negara begitu luas. Sanksi telah membuat hubungan kedua negara menurun. Kami siap untuk meningkatkan hubungan perekonomian dengan Indonesia," kata Tayeb di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (19/5).
Ia menargetkan, hubungan perekonomian dua negara dapat mencapai 2 hingga 5 miliar USD dalam jangka menengah. Lebih lanjut, peningkatan hubungan perekonomian ini dilakukan dengan memperluas kerjasama di sektor perdagangan, sektor industri, dll.
"Sektor teknis lainnya, jasa keinsinyuran juga dapat dikerjasamakan dan sektor industri lainnya, seperti pembangunan pembangkit listrik, bendungan, industri petrokimia, teknologi-teknologi canggih seperti nano dan bio serta perdagangan minyak mentah," jelas dia.
Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyampaikan, Indonesia dan Iran memiliki kesempatan yang luas untuk meningkatkan hubungan ekonominya setelah sanksi terhadap Iran dicabut.
"Kita punya rencana meningkatkan hubungan ekonomi yang lebih baik setelah Iran tidak lagi disanksi. Oleh karena itu, Indonesia mempunyai banyak kesempatan untuk itu," kata JK.
Selama ini, kedua negara telah bekerja sama di sektor perdagangan minyak. Selanjutnya, Indonesia dan Iran pun berniat untuk meningkatkan kerjasama di bidang perbankan.