REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kandidat calon ketua umum DPP Golkar Priyo Budi Santoso mengaku sudah mengalihkan dukungannya kepada Setya Novanto sebelum voting pemilihan ketua umum dilakukan Selasa
dinihari.
"Saya sudah mengadakan pertemuan empat mata dan bersepakat untuk mendukung Setya Novanto sekaligus mengalihkan dukungan," kata Priyo kepada wartawan di arena Munaslub Golkar di BNDCC, Nusa Dua, Bali, Selasa (17/5).
Menurut Priyo, kesepakatan itu dibangun Selasa dinihari sekitar pukul 02.00 WITA, sebelum voting dilakukan. Kesepakatan diambil di kamar 1510 di Hotel Bali Nusa Dua Convention Center.
"Kesepakatan ini terinspirasi dari pembicaraan sebelumnya yang saya lakukan dengan Pak Aburizal Bakrie dan Pak Luhut, secara terpisah," kata Priyo.
Meskipun demikian Priyo tidak menyebutkan apa kesepakatan antara dirinya dengan Novanto. Setya Novanto secara resmi ditetapkan sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar periode 2014-2019 melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa di Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa pagi.
"Dengan mengucap 'bismillahirahmanirahim', kita tetapkan Pak Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar," ujar Ketua Sidang Munaslub Nurdin Halid di arena Munaslub di Nusa Dua Bali, Selasa.
Dalam penghitungan suara, perolehan suara delapan bakal calon Ketua Umum antara lain Ade Komarudin 173 suara, Setya Novanto 277 suara, Airlangga Hartarto 14 suara, Mahyudin dua suara, Priyo Budi Santoso satu suara, Aziz Syamsuddin 48 suara, Indra Bambang Utoyo satu suara, Syahrul Yasin Limpo 27 suara dan suara tidak sah berjumlah 11, sehingga total suara 554.
Dari hasil tersebut sejatinya Ade dan Novanto masih harus menjalani pemilihan tahap kedua karena keduanya memenuhi perolehan suara 30 persen. Melihat ini, kandidat Ketua Umum Syahrul Yasin Limpo menyarankan agar Ade menganggap hasil tersebut final, tanpa harus menjalani pemilihan putaran kedua.
"Mohon maaf Pak Ade, saya menyarankan agar hasil ini dianggap final. Kami berdelapan rasanya cair-cair saja. Ini hanya saran saja," ujar Limpo.
Ade Komarudin kemudian mengambil sikap. Ade yang perolehan suaranya lebih rendah menyatakan agar Novanto segera ditetapkan sebagai Ketua Umum tanpa perlu ada pemilihan putaran kedua.
"Saya sudah berembug dengan tim saya dan dengan pak Aburizal selaku Dewan Pembina, saya kira saya lebih muda dari pak Novanto. Pak Novanto 60 tahun, sedangkan saya masih ada kesempatan di masa akan datang. Saya dan rekan-rekan akan memberikan 'support' untuk Pak Novanto di kepengurusan untuk kebesaran Partai Golkar. Saya mengucapkan selamat kepada pak Novanto," ujar Ade.