REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau mengucurkan dana sekitar Rp 177 miliar untuk pembangunan pasar terapung di Kabupaten Indragiri Hilir.
"Pembangunan pasar terapung di Kabupaten Indragiri Hilir untuk anggarannya estimasi sekitar Rp 177 miliar," kata Kepala Disperindag Provinsi Riau M Firdaus, di Pekanbaru, Senin (16/5).
Ia menjelaskan, rencana pembangunan pasar terapung tersebut sebelumnya sudah bekoordinasi dengan pihak-pihak terkait. "Rencana pembangunan itu tadi disampaikan oleh dinas terkait di Indragiri Hilir, yakni Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kebersihan, Dinas Perhubungan, sedangkan kami dari Disperindag Provinsi Riau, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah," kata Firdaus menambahkan.
Dia menyatakan, mekanisme pembangunan meliputi empat tahap yang akan dipersiapkan pihaknya tahun ini.
"Mekanisme tahapan pembangunan kami berharap Kabupaten Indragiri Hilir tahun ini menyiapkan analisis dampak lingkungan, dan analisa dampak lintas serta juga penghapusan aset, dikarenakan banyak aset daerah yang masuk di sana," ujarnya lagi.
Pemkab Indragiri Hilir juga mempersiapkan pendanaan dan pembangunan tempat transaksi sementara yang digunakan oleh pedagang sampai pembangunan pasar terapung selesai. Sedangkan dari Disperindag Provinsi Riau akan mengkaji ulang melalui bantuan keuangan mengenai besaran anggaran yang akan dialokasikan dan bekoordinasi dengan konsultan.
"Pembangunan pasar terapung ini anggarannya sangat besar, kami ingin budget sharing, dari Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir, Pemprov Riau maupun Pemerintah Pusat, jadi ada sinergitas pembangunan tersebut," katanya pula.
Pihaknya telah menyepakati terkait penghematan biaya yang tadinya pasar tersebut direncanakan tiga lantai menjadi dibangun bertahap satu lantai. "Kalau pasar terapung tersebut pembangunannya terealisasi, ini menjadi satu-satunya pasar terapung di Indonesia, yaitu pasar di atas air," katanya lagi.
Pembangunan ini, kata dia, karena telah pasar terapung yang ada sebelumnya roboh. "Laporan dari Disperindag Indragiri Hilir dan masyarakat, intinya kami carikan solusi supaya terbangun karena khawatir kondisi pasar ini sudah tidak layak untuk dipakai ditakutkan roboh kembali dan berisiko bagi keselamatan pedagang dan pembeli," ujarnya pula.