Ahad 15 May 2016 10:47 WIB

Ekonomi Sulit Dituding Ikut Memicu Kejahatan Seksual

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Nur Aini
Aksi protes menentang pelecehan seksual terhadap kaum wanita. (ilustrasi)
Foto: Antara/Reno Esnir
Aksi protes menentang pelecehan seksual terhadap kaum wanita. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Kelesuan ekonomi dituding ikut memberi andil terhadap maraknya tindak kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak.

Di luar faktor akhlak dan moralitas, persoalan ekonomi yang masih sulit bagi sebagian rakyat juga memberi pengaruh atas terjadinya berbagai tindak kekerasan tersebut. Hal ini ditegaskan oleh Anggota Komisi VI DPR RI Juliari P Batubara, saat melakukan kunjungan di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, akhir pekan kemarin.

Menurut politisi PDIP ini, Indonesia dinilai makin tidak aman seiring dengan meningkatnya aksi kekerasan terhadap anak dan perempuan akhir-akhir ini. Ia melihat di negeri ini, kelesuan ekonomi berbanding lurus dengan meningkatnya angka kriminalitas, termasuk di dalamnya kekerasan seksual pada perempuan dan anak.

"Meskipun presidennya dari partai saya, terus terang Indonesia saat ini makin tidak aman. Ekonomi turun, kriminalitas meningkat," kata Juliari.

Karena itu, kata dia, untuk menurunkan tingkat kriminalitas di negeri ini, pemerintah tidak perlu repot menambah jumlah aparat keamanan, seperti polisi atau Satpol PP. Akan lebih penting jika pemerintah membuka atau menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya kepada rakyatnya. Sebab akar permasalahan yang timbul dari aksi kriminalitas sebagian besar adalah faktor desakan ekonomi.

"Kalau orang sudah punya pekerjaan, setidaknya tidak punya pikiran jahat, dia punya gajian bulanan, dia nggenah tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh," ujarnya.

Untuk itu, Juliari juga meminta kepala daerah bekerja keras untuk bisa  menyediakan lapangan kerja bagi warganya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement