Rabu 11 May 2016 16:49 WIB

Novanto Canangkan Tujuh Program Prioritas untuk Masa Depan Partai Golkar

Calon Ketua Umum Golkar nomor urut 1 Ade Komarudin (kanan) berbincang dengan calon Ketua Umum Golkar nomor urut 2 Setya Novanto sebelum menyampaikan visi misi pada kampanye calon ketua umum Golkar zona II di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (11/5).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Calon Ketua Umum Golkar nomor urut 1 Ade Komarudin (kanan) berbincang dengan calon Ketua Umum Golkar nomor urut 2 Setya Novanto sebelum menyampaikan visi misi pada kampanye calon ketua umum Golkar zona II di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (11/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA] Calon Ketua Umum Partai  Golkar Setya Novanto mengatakan, dirinya menyiapkan tujuh program prioritas jika nanti terpilih sebagai ketua umum pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang akan dilaksanakan 15-17 Mei 2016, di Bali.

Dalam rilis yang diterima wartawan di Jakarta, Rabu (11/5), Setya Novanto menyebut tujuh program prioritasnya tersebut.

Pertama, melakukan konsolidasi total untuk menyatukan kembali seluruh kekuatan Partai  Golkar dalam satu barisan yang kokoh dan solid, mulai dari pusat sampai ke tingkat desa dan Kelurahan.

Kedua, menjadikan desa dan kelurahan sebagai basis Partai Golkar dan pusat aspirasi masyarakat.

 Ketiga, memberikan peran yang lebih kepada DPD Provinsi dan DPD Kabupaten/Kota dalam pembinaan organisasi, kaderisasi, dan keanggotaan.

Keempat, melakukan transformasi Partai Golkar menjadi partai modern dengan menjalankan modernisasi organisasi, kaderisasi, dan pembinaan anggota.

Kelima, membentuk pusat pendidikan kader dan pusat penelitian dan pengembangan Partai Golkar yang profesional.

Keenam, menetapkan politik legislasi dan politik anggaran Partai Golkar untuk mewujudkan visi negara kesejahteraan dalam kebijakan kenegaraan dan pembangunan nasional.

Ketujuh, menyukseskan pemilu legislatif dan pemilu Presiden 2019 serta pilkada 2017, dan 2018.

Novanto meyakini ketujuh program prioritas merupakan solusi terbaik setelah partai Golkar mengalami kekalahan di dua kali pemilu legislatif (2009-2014) dan tiga kali pemilu Presiden (2004, 2009, 2014). Situasi ini makin diperumit dengan muncunya problem dualisme kepengurusan baru-baru ini yang merembet sampai ke tingkat kabupaten/kota.

“Semua itu harus diakhiri, Golkar harus bangkit dan saatnya untuk bersatu. Harus dicari jalan keluar agar Partai Golkar tetap eksis sebagai partai besar,” kata Novanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement