Selasa 10 May 2016 15:16 WIB

Korban Penggusuran Kampung Akuarium tak Mandi Berhari-hari

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Karta Raharja Ucu
 Warga memanfaatkan air bersih di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara, Senin (9/5).  (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Warga memanfaatkan air bersih di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara, Senin (9/5). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penderitaan hidup yang dirasakan para pengungsi korban penggusuran Kampung Akuarium Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, kian bertambah. Sebab, saat ini mereka kesulitan melakukan kegiatan mandi, cuci, dan kakus (MCK) lantaran minimnya pasokan air bersih buat kebutuhan harian.

Salah satu pengungsi, Bariah (46 tahun) menuturkan, ada ratusan keluarga yang mendiami tenda-tenda pengungsian di Kampung Akuarium Pasar Ikan. Sebagian dari mereka terpaksa tidak mandi berhari-hari karena terbatasnya ketersediaan air di tempat itu.

"Saya saja sudah tiga hari ini tidak mandi," kata Bariah saat ditemui Republika.co.id, Selasa (10/5).

Menurut dia, beberapa pengungsi saat ini lebih memprioritaskan penggunaan air untuk keperluan mencuci pakaian dan peralatan rumah tangga mereka selama berada di tempat pengungsian. Di samping itu, mereka juga menghemat air supaya anak-anak mereka bisa mandi sebelum berangkat ke sekolah setiap pagi.

"Sementara untuk buang air besar dan kecil, kami menggunakan air yang disediakan di toilet umum darurat di dekat sini," ucap perempuan itu.

Pengungsi lainnya, Supinah mengatakan, para korban penggusuran Kampung Akuarium Pasar Ikan sampai hari ini masih mengandalkan pasokan air yang disumbang oleh para dermawan. Air tersebut ditampung dalam beberapa tabung besar (toren) yang terdapat di tempat pengungsian.

"Dalam sehari, kadang ada (pengungsi) yang kebagian air, tapi ada juga yang tidak," ujarnya.

Ia mengungkapkan, akses air bersih dari PDAM untuk Kampung Akuarium sendiri sebenarnya sudah diputus sejak beberapa pekan sebelum penggusuran kawasan tersebut oleh Pemprov DKI Jakarta. "Pas kami tanya ke PDAM pada waktu itu, mereka cuma bilang lagi ada perbaikan pipa. Tapi ternyata itu cuma alasan mereka saja, karena beberapa hari setelah itu kampung kami dibongkar sama pemda," katanya.

Berdasarkan pantauan, ada ratusan korban penggusuran yang masih bertahan di tenda-tenda pengungsian yang didirikan di atas puing reruntuhan bangunan Kampung Akuarium. Sebagian dari mereka terdiri dari anak-anak yang masih bersekolah.

(Baca Juga: Masjid Luar Batang Kekurangan Pasokan Air untuk Jamaah Berwudhu)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement