Selasa 10 May 2016 14:47 WIB

Curhat ke MUI, Warga Pasar Ikan: Kami Sakit Hati kepada Ahok

Rep: Wisnu Aji Prasetiyo/ Red: Bayu Hermawan
Warga berdiri di bekas bongkaran pasar ikan kawasan Penjaringan, Jakarta Utara.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Warga berdiri di bekas bongkaran pasar ikan kawasan Penjaringan, Jakarta Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyambangi lokasi penggusuran di Pasar Ikan, Luar Batang. Mereka melakukan silaturahim dan berdialog dengan masyarakat Pasar Ikan, Kampung Akuarium, dan Luar Batang di Jakarta Utara.

Saat bersilaturahim, warga pun mengadu kepada MUI mengenai nasib dan penderitaan mereka saat penggusuran. Salah satu warga, Ici (40) menceritakan lagi kacaunya suasana pada saat terjadinya penggusuran (11/4) lalu. Menurut dia, banyak anak-anak dan para warga yang terluka dalam penggusuran tersebut.

"Kami sakit hati kepada Ahok. Ada yang sampai terinjak dan tercebur ke kali," kata Ici, di Kampung Pasar Ikan, Jakarta Utara, Selasa (10/5).

Ici menilai pemerintah memperlakukan para warga seperti penduduk liar. Padahal, kata dia, warga di Kampung Pasar Ikan memiliki KTP Jakarta. "Kami punya KTP, KK, dan PBB di sini. Kenapa kami diusirnya di sini?" ucapnya.

Ketua MUI Ma'ruf Amin mengakui, MUI prihatin dengan masalah penggusuran di Pasar Ikan, Kampung Akuarium, dan rencana penggusuran di Luar Batang. MUI pun menegaskan akan melakukan upaya untuk memperjuangkan hak para warga Pasar Ikan, Akuarium, dan Luar Batang. "Kita akan perjuangkan," ujarnya.

Sebelumnya, penggusuran terjadi di Pasar Ikan dan Akuarium. Penggusuran tersebut dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Penggusuran tersebut sempat diwarnai aksi kekerasan antara aparat hukum dengan warga.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement