Ahad 17 Apr 2016 17:01 WIB

Mabuk 'Ngelem' di Kalangan Pelajar Kian Meresahkan

'Ngelem'. Ilustrasi.
Foto: Antara
'Ngelem'. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BIAK -- Relawan kemanusiaan Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua, RB Ronsumbre meminta aparat berwenang dan jajaran dinas terkait mengatasi kasus penyalahgunaan lem Aibon di kalangan pelajar.

"Saya tengah melakukan pemulihan pengobatan mental terhadap sejumlah siswa yang sering mengisap lem Aibon. Jika ini tidak segera diatasi dapat merusak syarat anak-anak Papua," kata RB Ronsumbre, di Biak, Ahad (17/4).

Ia mengakui, mengisap lem Aibon menjadi tren di kalangan anak-anak sekolah karena bahan baku ini mudah dibeli di kios. Dari sejumlah pelajar yang menjalani pemulihan pengobatan spiritual, menurut Ronsumbre, mempunyai beragam latar belakang keluarga serta rata-rata pelajar menempuh pendidikan di berbagai sekolah di Biak.

"Saya sangat prihatin dengan pengakuan siswa yang mengisap lem aibon, ya dari informasi pelajar terpaksa mengisap lem Aibon untuk ketenangan diri," ujar Ronsumbre.

Ia berharap jajaran dinas pendidikan, Badan Pemberdayaan Perempuan Anak dan Keluarga Berencana, serta SKPD terkait menangani kasus mengisap lem Aibon di kalangan pelajar. Kondisi di lapangan, menurut Ronsumbre, Pemkab Biak telah melarang penjualan dan peredaran minuman keras beralkohol sehingga mengurangi kasus mabuk miras di kalangan warga setempat.

Sedangkan, kasus mengisap lem Aibon, menurut catatan relawan, jumlahnya sangat signifikan karena dilakukan di tempat-tempat tertentu secara berkelompok. "Perlu ada solusi menangani warga yang terbiasa mengisap lem Aibon karena dampaknya sangat buruk bagi kesehatan pribadi bersangkutan," kata RB Ronsumbre.

Hingga Ahad sore, lem Aibon di berbagai kios dan toko masih bebas diperdagangkan karena tidak ada larangan untuk dijual.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement