Ahad 17 Apr 2016 11:15 WIB

Kadinkes DKI Mengaku tak Tahu Soal Kasus Sumber Waras

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Bilal Ramadhan
Suasana aktivitas di Rumah Sakit Sumber Waras di Jakarta, Jumat (6/11).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Suasana aktivitas di Rumah Sakit Sumber Waras di Jakarta, Jumat (6/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Kesehatan DKI Koesmedi Priharto menegaskan dirinya tidak tahu menahu perihal dugaan penyimpangan pembelian sebagian lahan Rumah Sakit Sumber Waras oleh Pemerintah Provinsi DKI. Ia pun menolak bertanggungjawab.

Koesmedi sebelumnya menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan. Ia baru dilantik menjadi Kadinkes DKI oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada 2 Januari 2015.

Sedangkan  pembelian sebagian lahan Rumah Sakit Sumber Waras yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) DKI tahun 2014 sebesar 755,69 miliar rupiah dilakukan pada akhir tahun 2014. Sehingga ia merasa tak berperan dalam proses pembelian itu.

"Aku enggak tahu. (Sewaktu pembelian dilakukan) aku belum di situ (Dinas Kesehatan DKI)," katanya.

Koesmedi menjelaskan dirinya bukan pejabat Pemerintah Provinsi DKI yang dianggap bertanggungjawab jika pembelian memang merugikan keuangan daerah sebesar Rp191,3 miliar.

Sehingga dirinya selalu diwakilkan mantan Kadinkes Dien Emmawati dalam setiap pemanggilan terhadap dugaan kasus penyimpangan pembelian tersebut. Ia pun merasa pihak yang lebih tepat dimintai keterangan adalah pejabat Dinkes yang memang berhubungan dengan bidang keuangan saat pembelian terjadi.

"Nanti kalau aku ngomong, aku salah. Wong aku enggak tahu," ucapnya.

Sebelumnya, Ahok mengatakan temuan BPK mengenai adanya transaksi tak lazim pembayaran pembelian sebagian lahan Rumah Sakit Sumber Waras yang dilakukan Bendahara Dinkes DKI pada malam tahun baru, tanggal 31 Desember 2014, pukul 19.00 WIB, bukan merupakan instruksinya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ نِكَاحًا حَتّٰى يُغْنِيَهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ ۗوَالَّذِيْنَ يَبْتَغُوْنَ الْكِتٰبَ مِمَّا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ فَكَاتِبُوْهُمْ اِنْ عَلِمْتُمْ فِيْهِمْ خَيْرًا وَّاٰتُوْهُمْ مِّنْ مَّالِ اللّٰهِ الَّذِيْٓ اٰتٰىكُمْ ۗوَلَا تُكْرِهُوْا فَتَيٰتِكُمْ عَلَى الْبِغَاۤءِ اِنْ اَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِّتَبْتَغُوْا عَرَضَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَمَنْ يُّكْرِهْهُّنَّ فَاِنَّ اللّٰهَ مِنْۢ بَعْدِ اِكْرَاهِهِنَّ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan jika hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan perjanjian (kebebasan), hendaklah kamu buat perjanjian kepada mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi. Barangsiapa memaksa mereka, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (kepada mereka) setelah mereka dipaksa.

(QS. An-Nur ayat 33)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement