Jumat 15 Apr 2016 14:30 WIB

Survei: Airlangga Hartanto Berpeluang Jadi Ketum Golkar

Bendera Partai Golkar.
Bendera Partai Golkar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga survey ISC (Indonesia Survei Center) merilis hasil survei terbarunya tentang Kandidat Ketua Umum Partai Golkar. Berdasarkan riset ISC, muncul empat nama kandidat kuat untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar yang baru, mereka adalah Airlangga Hartarto, Ade Komarudin, Aziz Syamsuddin, dan Idrus Marham.

"Dari 4 nama tersebut, elektabilitas Airlangga Hatarto yang paling bagus dan paling disukai oleh publik menjadi Ketua Umum baru Golkar dengan 12,6 persen," kata Peneliti Senior ISC, Igor Dirgantara saat merilis hasil surveinya di Jakarta, Jumat (15/4).

Sementara itu Ade Komarudin meraih 10,9 persen, Aziz Syamsuddin dengan 10.1 persen, dan Idrus Marham 8.9 persen. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh ISC ini, sosok Airlangga Hartarto yang paling berpeluang untuk menjadi ketum baru Golkar dibanding kandidat yang lain.

Hal tersebut dapat terlihat dari visi misi Airlangga Hartarto yang lebih sesuai dengan semangat zaman, yaitu desentralisasi wewenang kepada DPD 1 dan DPD 2, regenerasi Golkar, pemanfaatan media sosial, pembangunan kursus politik bagi kader Golkar, pembentukan saksi tetap untuk Pemilu, dan lain-lain.

"Namun begitu, tentu saja hal ini berpulang lagi kepada DPD 1, DPD 2, dan organisasi sayap Partai Golkar yang mempunyai hak suara menentukan untuk memilih pimpinan baru di tubuh Partai Golkar sesuai dengan AD/ART-nya dalam Munas nanti," tutur Igor.

"Walaupun pemilihan ketum Golkar adalah domainnya DPD, pilihan terhadap parpol tetap berada di ranah publik. Karena  ada korelasi positif antara kandidat ketum golkar dengan elektabilitas partai beringin tersebut," tambah Igor.

Survei ISC dilaksanakan pada 5–20 Maret  2016 di 34 provinsi di Indonesia. Jumlah sampel dengan 1.230 responden, melalui teknik Probability sampling dengan varian Multistage random sampling (rambang berjenjang), dengan Margin of Error 2,8 persen, dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Ada pun wawancara dilakukan melalui  tatap muka langsung dengan bantuan kuesioner (instrumen survei). Uji kualitas dilakukan melalui spot check dengan mengambil 20 persen dari total sampel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement