REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta masyarakat jangan menaruh perhatian pada warga korban gusuran Pasar Ikan, Jakarta Utara, yang kini menjadi manusia perahu. Ia malah menganggap warga tersebut bertindak kurang ajar.
Pria yang akrab disapa Ahok itu mengaku akan membiarkan para manusia nelayan. Ia akan menunggu sampai kapan mereka bersedia bertahan. Ahok menegaskan tak akan memberi bantuan. Dia menjelaskan, mereka sudah menyusahkan keluarganya sendiri.
"Biarin aja dia mau di perahu. Kamu kalau ke darat injak-injak daratan bikin tenda lagi. Dia kan nunggu. Pengalaman kita, begitu selesai sheet pile (turap) dia mau dudukin lagi bikin tenda. Kita sikat. Jangan seolah-olah kasihan, justru dia yg kurang ajar, menyengsarakan keluarganya," katanya kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta, Kamis (14/4).
(Baca: Warga Korban Gusuran Merasa Tertipu).
Ahok mengklaim mereka sebenarnya akan mendapatkan kesejahteraan lebih baik jika mau pindah ke rumah susun sewa (rusunawa). Ia menyebut anak-anak korban gusuran akan memperoleh Kartu Jakarta Pintar (KJP). Selain itu, jaminan modal pun akan diberikan. Karena itu, Ahok merasa kecewa lantaran warga Pasar Ikan enggan pindah ke rusun dengan malah pilih tinggal di perahu.
"Kita kasih anda rusun, anak dapat KJP, naik bus enggak bayar, (rusun) Marunda dekat dengan laut, bisa pinjam modal 5-10 juta. Kita juga sudah siapkan tambak di pulau seribu. Anda mau pindah ke rusun pulau seribu pun kalau udah jadi, boleh. Siapa yang mau menyengsarakan siapa? Nggak usah bikin film sinetron lah," ujarnya.
Diketahui, sejumlah warga bekas gusuran Pasar Ikan yang enggan menempati rusun memilih tinggal di atas perahu. Semua aktifitas sehari-hari mereka kini dilakukan di atas perahu. Belum ada tindak lanjut pemprov atas kejadian itu. (Baca: Kapal Nelayan Dipenuhi Perabotan Rumah, Bukan Lagi Ikan).