REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jajaran kepolisian Republik Indonesia tak henti-hentinya melakukan operasi pemberantasan penyalahgunaan narkoba. Namun baik pengguna maupun pengedar seperti tidak pernah kapok kembali meramaikan pasar narkoba.
Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Eko Daniyanto mengatakan Indonesia menjadi target pasar yang paling menguntungkan untuk transaksi narkoba. Menurutnya ada beberapa alasan yang membuat pasar Indonesia diperhitungkan negara luar.
Pertama harga pasar Indonesia sangat tinggi. Sehingga saat suplai berkurang artinya harga pasar bisa menjadi sangat mahal. "Bisa 1 kg Shabu bisa rp 1 miliar atau Rp 1,5 miliar," ujar Eko saat dihubungi Republika di Jakarta, Kamis (14/4).
Kedua, konsumen banyak sehingga wajar Indonesia menjadi target bisnis narkoba yang menjanjikan. Ketiga, merekrut kurir di Indonesia sangat mudah. Hanya perlu mencari kurir kemudian diberikan uang maka transaksi dapat berjalan.
Keempat, Indonesia terdiri dari pulau-pulau maka pintu masuk jaringan pun kadangkala melalui jalur-jalur tikus. Meskipun tidak terpungkiri banyak juga yang masuk melalui pelabuhan resmi dengan berbagai modus kemasan untuk mengelabui petugas bea cukai, Badan Narkotika Negara (BNN), dan petugas lainnya.
"Yang namanya bisnis pasti yang dicari keuntungannya, makannya kita dengan BNN, bea cukai ini kita kerja sama," ujarnya.