REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bakal calon ketua umum Partai Golkar Ade Komaruddin menyebut mahar untuk masuk menjadi kandidat pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) 7-8 Mei di Bali senilai Rp 20 miliar hanya sebatas wacana.
"Itu 'kan wacana. Saya tidak mau terjebak dalam diskusi itu. Biarkan hal itu menjadi perhatian dari panitia pengarah dan tentu panitia pengarah memperhatikan benar apirasi publik, aspirasi kader Golkar untuk kebaikan Partai Golkar," katanya saat berada di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu.
Menurut politisi yang disapa akrab Akom ini, pihaknya mempercayakan kepada panitia pengarah untuk pelaksanaan munaslub di Bali yang tentunya ada pertimbangan-pertimbangan.
"Saya percaya kepada panitia pengarah. Tentu mereka memperhatikan tanggapan para kader Golkar. Soal itu, soal dari panitia pengarah bukan pada soal dana," kata Ketua DPR RI ini.
Saat ditanyakan terkait adanya inisiasi dari caketum asal Sulsel Syahrul Yasin Limpo yang akan membuat koalisi dari caketum seperti Mahyudin, Azis Syamsuddin dan Airlangga Hartanto, dia menyatakan hanya wacana.
"Itu 'kan sebatas wacana. Wacana apapun itu namanya juga mencari solusi penyelamatan partai," katanya kepada wartawan di salah satu restoran di Makassar.
Mengenai dengan wacana itu apakah nantinya Akom akan diajak bergabung dalam koalisi itu, dia enggan menjawab namun menekankan bahwa Munaslub Golkar adalah munas rekonsiliasi.
Kendati demikian Akom menuturkan dirinya sudah lama mengenal Syahrul. Kedantangannya ke Makassar hanya memenuhi undangan terkait perbaikan Partai Golkar dan belum sampai membicarakan koalisi.
"Pak Syahrul ini teman saya sejak lama. Bahkan saat mencalonkan beliau menelepon saya. Tidak terputus komunikasi meski sama-sama maju serta bagaimana berpolitik bermartabat, berbudaya kami lakukan sebagai sesama kader Partai Golkar," katanya.