Selasa 12 Apr 2016 10:14 WIB

Soal Siyono, Kapolri Siap Tanggung Jawab

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Esthi Maharani
  Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak (kiri), bersama Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqqodas (kanan) memeriksa uang dari Densus 88 untuk keluarga almarhum Siyono di kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (11/4). (Republika/Rakhmawaty La'lang
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak (kiri), bersama Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqqodas (kanan) memeriksa uang dari Densus 88 untuk keluarga almarhum Siyono di kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (11/4). (Republika/Rakhmawaty La'lang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammadiyah dan Komnas HAM telah mengumumkan hasil autopsi terhadap jenazah terduga teroris asal Klaten, Siyono. Hasilnya, mereka mengklaim Siyono tidak pernah melawan seperti yang dijelaskan pihak Polri.

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menghargai hasil autopsi yang dilakukan Muhammadiyah. Badrodin pun siap bertanggung jawab apabila memang terdapat kejanggalan dalam hal pemberantasan terorisme.

"Saya siap untuk bisa dikoreksi," ujar Badrodin, di Rupatama Mabes Polri, Selasa (12/4).

Namun, Badrodin juga menegaskan tidak menginginkan negara dirusak oleh aksi terorisme. Densus 88, katanya, memiliki tugas dan fungsi yang jelas. Polemik kasus Siyono tidak akan melemahkan kinerja densus 88. Pemberantasan teroris harus tetap dilakukan.

Seperti diketahui, kematian Siyono memunculkan kejanggalan. Pasalnya, Siyono tewas di dalam mobil karena menurut penjelasan Polri karena berkelahi dengan anggota densus.

Demi mengungkap penyebab kematian, Komnas HAM dan Muhammadiyah melalukan investasi. Kemudian diperkuat oleh istri Siyono yang meminta agar kematiannya diinvestigasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement