Selasa 05 Apr 2016 10:03 WIB

Pemecatan Fahri Dinilai Punya Dampak Positif bagi PKS

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Bilal Ramadhan
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah (kiri) bergegas meninggalkan ruangan usai memberikan keterangan kepada wartawan terkait pemecatan dirinya dari keanggotaan PKS di Gedung DPR, Jakarta, Senin (4/4).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah (kiri) bergegas meninggalkan ruangan usai memberikan keterangan kepada wartawan terkait pemecatan dirinya dari keanggotaan PKS di Gedung DPR, Jakarta, Senin (4/4).

REPUBLIKA.CO.ID,‎ JAKARTA -- Pemecatan politikus Fahri Hamzah dinilai lebih banyak mendatangkan dampak positif bagi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Adanya Fahri justru memberi citra negatif bagi PKS yang dikenal dengan partai teduh dan mengedepankan kolektivitas.

"Fahri cenderung one man show dan lebih nyaman dengan Fadli Zon dan Setya Novanto yang dianggap punya warna karakter kuat," kata pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Muradi saat dihubungi Republika.co.id.

PKS kini hendak menciptakan kemasan baru. Fahri, kata Muradi dianggap mewakili PKS jilid lama. Jilid baru yang dimaksus yakni partai yang lebih lembut dan Islami. Warna partai pun hendak berubah dari menggebu-gebu menjadi lebih santun.

"Karena Fahri tidak sejalan dengan citra baru yang hendak diusung PKS, maka salah satu cara yang dilakukan yakni ditegur. Namun teguran itu tidak diindahkan dan berlarut-larut sehingga pemberhentian Fahri menjadi langkah terakhir," ujarnya.

Fahri termasuk kader PKS yang kritis dan vokal menyampaikan aspirasinya. Namun, kata Muradi, sikap kritis bisa ditampilkan dalam banyak hal. Tidak harus melakukan berbagai cara yang malah menimbulkan antiskeptis bagi publik.

Menurut dia, Fahri seolah menjadi ganjalan bagi PKS dan harus dihilangkan. Berat bagi PKS untuk mempertahankan Fahri. Muradi mengatakan usai dipecat dari PKS, bukan tidak mungkin Fahri pindah ke partai lain seperti Gerindra atau Golkar.

"Indikasinya adalah dia dekat dengan Fadli Zon dan Setnov. Tapi kalau melihat karakter dan keterbukaannya, mungkin akan lebih ke Gerindra," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement