Senin 04 Apr 2016 04:47 WIB

Ahok Kuat, Tapi Masih Bisa Dikalahkan
...?

Aktivis antidiskriminasi Denny JA berbicara di Frankfurt Book Fair 2015.
Foto:
Sejumlah pengunjuk rasa dari Gerakan Lawan Ahok melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Senin (7/12). (Republika Wihdan)

Kali ini Denny JA menyoroti posisi penerimaan Ahok di kalangan kaum Muslim Jakarta.

Pada argumen kedua, Denny menemukan fakta: lebih dari 40 persen Muslim Jakarta tak bersedia dipimpin non-muslim.

‘’Perjuangan anti Ahok dalam 10 bulan ke depan menjadi kuat karena motif keagamaan.Terlepas kita suka atau tidak, ini prilaku pemilih Jakarta yang terpotret,’’ tulisnya.

Sedangkan di bagian argumentasi ketiga, Denny menyatakan posisi peran partai yang menjadi penting ketika ajang pilkada DKI berlangsung. Menurut partai besar tak ingin ahok menang jika Ahok menggunakan jalur independen.

“Yang mereka kwatirkan bukan Ahok di DKI, tapi meluasnya eforia calon independen di daerah lain. Ini membahayakan eksistensi partai dalam pilkada,’’ ungkapnya.

Maka, jika Ahok menang dengan maju melalui jalur independen, warung partai politik akan sepi diminati di pilkada berikutnya. Akibatnya, artai besar akan sekuat tenaga bersatu agar ini tidak terjadi.

“Jika akhirnya partai besar mendukung Ahok mungkin karena Ahok membatalkan maju lewat jalur independen. Marwah partai besar jelas terganggu jika mereka hanya menjadi pelengkap saja dari ahok yang sah maju sebagai calon independen. Jadi, partai besar yang bersatu melawan ahok karena alasan survival, itu akan menjelma mesin raksasa,’’ tulis Denny JA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement