Jumat 25 Mar 2016 21:31 WIB

Gunung Kidul Kesulitan Batasi Pengunjung Gua Pindul

Red: Ilham
Obyek wisata Gunung Pindul
Foto: yogyayes.com
Obyek wisata Gunung Pindul

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami kesulitan membatasi jumlah pengunjung wisata khusus seperti Gua Pindul. Sebab, banyak kelompok berkepentingan terhadap tempat wisata itu.

Kepala Bidang Pengembangan dan Produk Wisata Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) Gunung Kidul, Harry Sukmana mengatakan, Gua Pindul dikelola oleh banyak kelompok dan banyak kepentingan sehingga akan banyak penolakan bila diberlakukan pembatasan jumlah pengunjung.

"Pembatasan jumlah pengunjung Gua Pindul tidak seperti tempat lain. Namun demikian, kami melakukan berbagai upaya supaya ekosistem Gua Pindul tetap terjaga. Kami tidak ingin citra pariwisata Gunung Kidul rusak akibat wisata tidak tertampung di objek wisata ini," kata Harry.

Pada Sabtu dan Ahad, jumlah pengunjung Gua Pindul mencapai 600 orang per hari. Selain itu, setiap tahun menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp 1,4 miliar. Itu di luar retribusi untuk operator Rp 35 ribu per orang.

"Hal ini sangat dilematis antara menyelamatkan ekosistem dengan ekonomi masyarakat yang berkembang seiring banyaknya kunjungan wisata ke Gua Pindul," katanya.

Sejauh ini, kata dia, objek wisata yang sudah dibatasi pengunjungnya yakni Gua Jomblang dan Gua Cokro. Dua gua itu hanya boleh dikunjungi 200 orang per hari.

"Dua objek wisata ini tidak mempermasalahkan pembatasan pengunjung. Pengelola wisata menyadari betul pentingnya menjaga ekosistem supaya tidak rusak," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan, Pembangunan Daerah (Bappeda) Gunung Kidul Syarif Armunanto mengungkapkan, Pemkab masih melakukan kajian untuk jumlah kunjungan wisata. Ke depan tidak semua wisata di Gunung Kidul bersifat massal.

"Bukan membatasi kunjungan wisatawan, melainkan destinasi wisata untuk segmen tertentu," katanya. Hal ini untuk menjaga ekosistem destinasi wisata yang sebagian besar merupakan wisata alam. "Ekosistem bisa terjaga dan memberikan nilai lebih," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement