Kamis 24 Mar 2016 14:45 WIB

Jokowi Janjikan Tol Kalimantan Selesai 2018

Rep: Sonia Fitri/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) meninjau Jembatan Pakkasih usai diresmikan di Kecamatan Tayan, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Selasa (22/3).
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) meninjau Jembatan Pakkasih usai diresmikan di Kecamatan Tayan, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Selasa (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau Proyek Pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda Seksi V Km. 13 Balikpapan-Sepinggan, Balikpapan Utara, Kamis (24/3).

Presiden ingin memastikan proyek senilai Rp 13,112 triliun tersebut berjalan dan tol perdana di Kalimantan tersebut dapat selesai pada 2018. "Kita pastikan proyek ini berjalan kembali, dan ternyata betul sejak November 2015 sudah mulai lagi, konstruksi sudah selesai 7,6 kilometer," kata Presiden dalam siaran pers.

Jokowi menguraikan, pembangunan tol sepanjang 27 kilometer dari ruas jalan tol tersebut dibiayai oleh APBN dan APBD. Sisanya akan diberikan kepada investor. Pembebasan lahan proyek telah selesai 85 persen dari total 99,02 kilometer.

"Memang masih ada sekitar 15 persen lahan yang belum dibebaskan, tapi kita optimis akan selesai," tuturnya.

Proyek Jalan Tol tersebut sebenarnya telah dimulai sejak 2010, tapi terkendala pembebasan lahan. Jokowi mengakui masalah pembebasan lahan tidak hanya terjadi di proyek jalan tol tapi juga terjadi di banyak proyek.

Misalnya di kawasan industri, jalur kereta api dan jalan tol. Oleh karenanya, kini pemerintah tengah membuat terobosan agar masalah lahan tidak lagi menghambat. "Kalau pembebasan lahan selesai, konstruksi itu cepat selesai," ucap Presiden.

Ia juga menyebut, beberapa masalah yang terjadi dalam pembangunan infrastruktur erkadang bukan hal yang terlalu sulit, tapi jika tidak diselesaikan secara detil tidak akan tuntas.

Seperti yang dialami jalur tol di Kalimantan tersebut, harus melakukan pembebasan lahan TNI dan juga lahan pembebasan hutan. Jika pimpinan tidak mau turun ke lapangan, persoalan dan tidak terselesaikan.

"Kenapa lalu saya ke lapangan? Karena itu pasti saya akan dengar kesulitan-kesulitannya yang ada di lapangan dan itu yang kita selesaikan," ujar Presiden.

Seperti permasalahan lahan dengan TNI, dirinya hanya menelpon Panglima TNI dan urusannya selesai. Masalah lahan hutan pun, ia berbicara dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan urusan selesai. "Itu makanya perlunya turun ke lapangan," ujar Presiden.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement