Rabu 23 Mar 2016 19:53 WIB

Teknologi Informasi di Sektor Transportasi Bukan Hal Baru

Rep: Umi Nur Fadilah/ Red: Yudha Manggala P Putra
 Pengemudi ojek online menunggu penumpang di Kawasan Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat (18/12).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di Kawasan Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar transportasi dari Masyarakat Transportasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menganggap teknologi informasi pada sektor transportasi bukan barang baru.

"Aplikasi teknologi di sektor transportasi bukanlah hal baru," kata dia kepada Republika.co.id, Rabu (23/3).

Dalam sektor transportasi, ia menjelaskan, dikenal istilah intelegentia transport system (ITS). Sistem transportasi online tersebut, ia menjabarkan, sudah diterapkan pada moda transportasi perkereta apian dalam hal pemesanan tiket, pelacakan lokasi KA, dan sebagainya.

Kemudian, Djoko melanjutkan, untuk jalan raya, dikenal adanya Area Traffic Control System (ATCS), yang membantu mengatur lalu lintas kendaraan di persimpangan. Juga dapat mengatur perjalan bus umum atau yang disebut bus priority.

Sebelumnya, ribuan sopir taksi konvensional dan angkutan umum lainnya menggelar unjuk rasa besar-besaran di Jakarta, kemarin. Mereka mendesak pemerintah menutup layanan angkutan berbasis daring karena menilai jenis usaha itu ilegal dari segi regulasi transportasi.

Aksi penyisiran dan perusakan kendaraan, pengeroyokan, serta saling lempar antara pengemudi angkutan konvensional dan angkutan berbasis daring terjadi di berbagai tempat.

Pemerintah diminta bersikap tegas menyikapi potensi kian meruncingnya konflik antara sopir angkutan umum regular dengan layanan angkutan berbasis daring (online). Regulasi tegas dinilai mendesak diterbitkan untuk menghindari aksi-aksi yang berujung kericuhan seperti kemarin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement