REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu sopir taksi yang menggelar unjuk rasa, Peter Yang membantah demo yang dilakukan taksi dan pengendara angkutan umum lainnya merupakan konspirasi. Sebab, menurutnya tuntutan yang ia suarakan bersama tekan-rekan sangatlah jelas.
"Grand design apaan? Yang kita minta itu sangat jelas, tak neko-neko kenapa hal ini terjadi, itu saja terjadi," katanya dalam diksusi di salah satu stasiun swasta, Selasa (22/3) malam.
Peter menuturkan, dirinya dan rekan-rekan melakukan unjuk rasa dari Monas berjalan melalui Thamrin, Semanggi kemudian menuju DPR RI. Ia menyebut, masssa yang mendaftar ke koperasi sebanyak 6.000 orang.
Sementara berdasarkan informasi yang ia terima di media, kepolisian yang seharusnya diterjunkan sebanyak 5.000 personel. Namun, ia berujar, faktanya polisi yang diterjunkan tidaklah sebanyak itu.
"Harusnya memang sebegitu banyak. Yang sedihnya polisinya paling 20 orang, naik motor saat mengiringi, sedangkan taksi ribuan," imbuhnya.
Sebelumnya, pengemudi taksi dan angkutan kota yang tergabung dalam Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) pada Selasa (22/3) menggelar demonstrasi besar-besaran.
Baca juga, Pakar: Pemerintah dalang Konflik Taksi Konvensional dan Online.