Selasa 22 Mar 2016 19:55 WIB

Demi Keselamatan, Sebagian Ojek Online Hindari Pemakaian Atribut

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Karta Raharja Ucu
Pengemudi ojek online menjadi korban tindakan anarkis sopir taksi di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (22/3). (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pengemudi ojek online menjadi korban tindakan anarkis sopir taksi di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (22/3). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, ‎JAKARTA -- Aksi unjuk rasa sopir angkutan umum reguler membuat sebagian pengemudi transportasi online khawatir. Mereka cemas bila nanti saat mengangkut penumpang terkena sweeping para pendemo.

Salah satu sopir ojek daring, Aminudin, mengatakan khusus hari ini, dia dan beberapa rekannya sengaja menghindari pemakaian atribut tempatnya bekerja. "Saya sengaja nggak pakai helm dan jaket (dari tempat kerjanya) demi keselamatan. Soalnya takut di-sweeping," kata dia kepada Republika.co.id, Selasa (22/3).

Untuk mengakali atau menghindari sweeping tersebut, Aminudin menggunakan jaket dan helm biasa, polos tanpa dilengkapi nama perusahaan tempatnya bekerja.

Dia bercerita, ada juga teman-temannya yang tetap menggunakan atribut jaket. "Tapi makenya dibalik, jadi nggak kelihatan tulisannya biar tetap aman," ujarnya.

Aminudin berpendapat silakan saja jika para pengemudi angkutan umum reguler jika ingin berunjuk rasa. Namun sebaiknya jangan sampai aksi tersebut merugikan pihak lain, apalagi sampai menimbulkan aksi vandalisme. "Jangan sampai ada kekerasan, prihatin saya," kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, hari ini ribuan sopir angkutan umum reguler menggelar aksi demo menolak angkutan daring yang dinilai ilegal. Pendemo menuntut pemerintah untuk memberi tindakan tegas dengan membekukan operasional angkutan umum yang menggunakan mobil berpelat hitam. Mereka menilai operasional kendaraan itu melanggar Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Angkutan Jalan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement