Selasa 22 Mar 2016 17:10 WIB

Duh, Setengah Populasi Dunia Alami Krisis Air Bersih pada 2030

Rep: c26/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang bocah Pakistan meminum air dari pompa umum di pinggir kota Islamabad. Pakistan menghadapi krisis parah akibat kombinasi pembengkakan populasi dan kegagalan pertanian yang membuat pasokan bersih berkurang.
Foto: AP PHOTO/DITA ALANGKARA
Seorang bocah Pakistan meminum air dari pompa umum di pinggir kota Islamabad. Pakistan menghadapi krisis parah akibat kombinasi pembengkakan populasi dan kegagalan pertanian yang membuat pasokan bersih berkurang.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Anggota World Wildlife Fund (WWF) yang membidangi spesialis air, Agus Haryanto memperkirakan krisis air akan menjadi problem utama bagi masyarakat dunia ke depannya. Agus bahkan memperkirakan 50 persen dari populasi penduduk dunia akan mengalami kelangkaan air untuk kebutuhan sehari-hari.

"Diperkirakan pada tahun 2030, 50 persen manusia akan ada dalam kelangkaan air," kata Agus dalam perayaan Hari Air Sedunia yang diadakan WWF Indonesia di Rumah Belajar Bumi Panda, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (22/3).

Menurutnya, krisis air bersih sudah menjadi isu global sejak tahun 2012. Bahkan menurut data dari Global Economic Forum, 2015 kelangkaan air bersih menjadi krisis nomor satu di dunia.

Padahal, ujar dia, keberadaan sumber air tawar di dunia hanya tiga persen dari seluruh jumlah air. Sebanyak 97 persennya merupakan air laut yang tidak bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari dunia.

"Hanya tiga persen yang berupa air tawar. Dari 3 persen 2 persen berada di kutub utara dan selatan berbentuk glesyer. Sisanya air di permukaan dan air bawah tanah," ujarnya.

Jumlah tersebut pun, kata dia, dimanfaatkan oleh populasi dunia yang pada tahun 2013 mencapau 7,2 miliar manusia. Diperkirakan pada 2050, populasi dunia mencapai 9,5 miliar.

Indonesia pun dinilainya tak luput dari ancaman krisis air tersebut. Mengingat pencemaran air sudah marak akibat ulah manusia. Ia menyebutkan beberapa pulau di Indonesia sudah defisit ketersediaan air bersih. Seperti Pulau Jawa, Maluku, Bali, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Pulau Jawa kebutuhan air pada 2015 sebesar 164 miliar meter kubik pertahun. Sementara ketersediaannya hanya 30 miliar. Tandanya defisit sekitar 134 miliar," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement