REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan sopir taksi hingga Selasa (22/3) siang, masih terus menggelar unjuk rasa di depan Kompleks Parlemen Senayan. Mereka berharap aspirasi mereka didengar para anggota dewan yang duduk di DPR.
Tetapi, demonstrasi para sopir taksi di depan Gedung Parlemen kali ini tampaknya tidak dilakukan pada momen yang tepat. Sebab, para wakil rakyat saat ini sedang tidak berada di tempat kerja mereka karena baru saja menjalani masa reses, terhitung sejak Senin (21/3) kemarin dan masih akan berlangsung hingga awal April nanti.
"Rekan-rekan semua, kita mengadakan aksi di DPR dengan harapan suara kita didengar oleh para anggota dewan. Tapi, baru saja saya dapat info bahwa Gedung Parlemen ini ternyata sedang kosong, karena lagi masa reses," tutur salah sopir taksi yang menjadi orator dalam demonstrasi, Selasa (22/3) siang.
Ribuan sopir angkutan umum menggelar unjuk rasa menolak jasa layanan transportasi dalam jaringan (daring) pelat hitam yang pamornya kian naik belakangan ini. Para sopir itu menganggap keberadaan layanan tersebut sebagai ancaman yang dapat menggerus ladang usaha mereka.
Aksi unjuk rasa kali ini diinisiasi oleh Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) dan Forum Masyarakat Penyelenggara Angkutan Umum (FK MPAU). Unjuk rasa mulai dilakukan pada Selasa (22/3) pagi pukul 07.00 WIB yang tersebar di beberapa titik di wilayah Jakarta.