REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah pemerintah Indonesia membuka Konsul Kehormatan tidak lantas membuat Indonesia dapat bebas bekerja sama dengan Palestina. Dominasi Israel yang terlalu power full tetap menjadi ganjalan Indonesia di Palestina.
Pengamat Politik Timur Tengah, Abdul Muta'ali mengatakan, Indonesia dan banyak negara di dunia kenyataannya hingga kini tidak bisa berbuat banyak, bahkan negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel sekalipun. Dengan kata lain, membuka konsulat kehormatan RI di Ramallah bukan berarti Indonesia akan leluasa melakukan hubungan dagang dan bisnis dengan Palestina.
"Secara Diplomatik upaya ini tidaklah signifikan, kenyataanya pemerintah RI seperti Menlu RI tidak dapat masuk ke wilayah Palestina, apalagi kalau membuka kedutaan di sana," kata dia kepada Republika.co.id, Rabu (16/3).
Hal ini, dikarenakan Indonesia tidak mendapat izin dari pemerintah Israel, karena tidak memiliki hubungan diplomatik. Sebetulnya, tanpa membuka Diplomatik pun, Israel sudah sangat dominan.
"Saya melihatnya, bukan karena Israel saja yang sangat power full, tapi negara-negara OKI termasuk Indonesia secara geopolitik sangat lemah yang berujung pada less diplomatic," katanya.