Selasa 15 Mar 2016 06:01 WIB

Anak Muda Bengkulu Jadikan Terminal Arena Balap Liar

  Salah satu aksi pengendara motor sebelum balapan liar.
Foto: Antara/Marifka Wahyu Hidayat
Salah satu aksi pengendara motor sebelum balapan liar.

REPUBLIKA.CO.ID, REJANGLEBONG -- Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, menyebutkan terminal type-A Simpang Nangka saat ini kerap dijadikan ajang balapan liar.

Kepala Dishubkominfo Rejanglebong, Sunan Aspriady mengatakan, aksi balapan liar berlangsung setiap sore hari.

"Walaupun sudah banyak makan korban tewas dan luka-luka, namun aksi balapan liar ini masih saja terjadi terutama pada sore hari Sabtu dan hari Minggu. Walaupun sering ditertibkan, namun aksi ini kembali terulang setelah petugas pergi," katanya.

Penertiban yang dilakukan petugas kepolisian dengan petugas Dishubkominfo ini kata dia, tidak bisa dilaksanakan setiap hari. Selain terbatas dengan jumlah personel, mereka juga harus melakukan tugas-tugas lainnya.

Terminal Simpang Nangka sendiri merupakan terminal induk di Rejanglebong, dimana aktivitas terminal ini hanya ramai pada pagi hingga siang. Sedangkan pada sore dan malam hari aktivitas di lokasi ini sudah sepi, sehingga dijadikan anak muda sebagai arena balapan liar.

Balapan liar di dalam terminal ini kata Sunan terjadi menyusul belum adanya sirkuit untuk menyalurkan bakat. Akibatnya mereka menjadikan terminal Simpang Nangka pada sore hari sebagai lokasi balapan.

"Meskipun balapan liar ini dilakukan sore hari saat suasana terminal sepi, namun aktivitas ini sangat membahayakan dan sangat mengganggu. Kami berharap petugas kepolisian dapat menindak para pembalap liar ini atau menerjunkan petugasnya di sini sehingga bisa menjaga terminal," ujarnya.

Sementara itu menurut Hairul (35) warga yang tinggal di kawasan terminal Simpang Nangka mengatakan, balapan liar yang dilakukan anak muda di dalam terminal itu sangat menganggu mereka dan membahayakan pengguna terminal lainnya. Selain itu bunyi knalpot kendaraan bermotor juga memekakkan telinga.

"Para pembalap liar ini semakin bersemangat kala banyak orang yang menontonnya, selain itu para pembalap liar ini setiap harinya terus bertambah. Untuk itu kami minta aparat keamanan agar dapat menindaknya sehingga tidak mengganggu warga sekitar dan pengguna terminal," kata Hairul.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement