Senin 14 Mar 2016 15:18 WIB

Bencana Alam di Kabupaten Sukabumi Meluas

Tanah longsor menimpa rumah penduduk, ilustrasi
Tanah longsor menimpa rumah penduduk, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, wilayah yang terkena bencana alam dalam empat hari terakhir meluas yang disebabkan curah hujan semakin tinggi.

"Awalnya laporan bencana alam hanya melanda lima kecamatan, tetapi di hari ke empat ini, bencana alam yang disebabkan oleh hujan tersebut menjadi 10 kecamatan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo, Senin (14/3).

Menurutnya, dari 10 kecamatan tersebut terdapat 25 desa yang dilanda bencana alam banjir dan tanah longsor. Namun hingga kini pihaknya belum mendapatkan laporan adanya korban jiwa, tetapi bencana ini tidak hanya merusak rumah saja, tapi ada juga sarana dan prasarana umum lainnya seperti jembatan. Adapun kecamatan yang dilanda bencana alam baik banjir maupun longsor yakni Kecamatan Nyalindung, Purabaya, Jampangtengah, Cireunghas, Gegerbitung, Kadudampit, Sukabumi, Sukaraja, Cisaat dan Gunungguruh. Dari 10 kecamatan terdapat 25 desa yang dilanda bencana alam.

"Wilayah yang palih parah terkena dampak bencana tersebut adalah Kecamatan Nyalindung dan Jampangtengah karena selain terkena bencana banjir juga dibarengi dengan tanah longsor, tetapi tidak ada korban jiwa pada musibah ini," tambahnya.

Usman mengatakan untuk bantuan sudah disalurkan ke lokasi-lokasi bencana, namun demikian karena titik bencana terpencar atau tidak di satu daerah, sehingga logistik dikirim secara bertahap dan memprioritaskan warga yang terkena dampak bencana paling parah. Dia mengatakan, tidak menutup kemungkinan bencana serupa akan kembali terjadi, karena hingga saat ini hujan deras terus melanda sejumlah daerah di Kabupaten Sukabumi.

"Kami juga mengimbau kepada warga yang tinggal di daerah rawan bencana untuk selalu waspada dan mengungsi ke tempat yang lebih aman," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement