REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah pusat menetapkan sembilan langkah untuk percepatan pengembangan kawasan Danau Toba, Sumatera Utara, sebagai salah satu tujuan wisata utama Indonesia dan bahkan menjadi Monaco Asia.
"Sembilan langkah itu diputuskan dalam rakor (rapat koordinasi) dengan sejumlah kementerian terkait membahas langkah strategis percepatan pengembangan kawasan wisata Danau Toba sebagai Monaco of Asia di Jakarta," ujar Pelaksana tugas Gubernur Sumut H T Erry Nuradi di Medan, Jumat.
Menurut dia, rakor tersebut dihadiri Menteri Koordinator (Menko) Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli, Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Pariwisata, Arief Yahya.
Adapun 9 langkah strategis itu yakni mempercepat pengembangan akses udara dengan memperpanjang landasan pacu dan layanan Bandar Udara Sibisa di Kecamatan Ajibata, Toba Samosir (Tobasa).
Kemudian pembangunan sarana pendukung penginapan di kawasan Danau Toba, pembangunan jalan tol dari Bandara Kualanamu International Airport (KNIA) menuju Parapat, pengerukan dan pendalaman danau di kawasan Tano Ponggo, pembersihan kawasan Danau Toba.
Serta penyediaan wilayah Toba seluas 500 hektare untuk "eco tourism" dan pembuatan Peraturan Presiden (Perpres) Badan Otoritas Pariwisata Danau Toba serta menggencarkan promosi lengkap dengan sejarah terbentuknya Danau Toba.
Mengutip pernyataan Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli, Plt Gubernur Sumut, menyebutkan, sembilan langkah itu harus cepat dilakukan sesuai instruksi Presiden Joko Widodo.
Menko Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli juga mengingatkan agar aturan terkait pengembangan Badan Otorita Danau Toba dibuat seefisien dan sederhana mungkin.
"Sebagai Plt Gubernur Sumut, saya juga sudah mengajak tujuh pemkab (pemerintah Kabupaten) di kawasan Danau Toba untuk menghilangkan ego sektoral masing-masing daerah dengan mendukung penuh keseriusan pemerintah pusat membangun Danau Toba," katanya.
Para bupati di tujuh kabupaten di kawasan Danau Toba itu diminta untuk bersinergi dan mengintegrasikan 9 langkah strategis tersebut.
Sinergi itu baik secara holistic, tematik dalam konteks kewilayahan melalui harmonisasi antara rencana pembangunan dengan rencana tata ruang di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten pada wilayah kawasan Danau Toba dan dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan hidup.