Jumat 04 Mar 2016 18:17 WIB

TKW Asal Semarang Dilaporkan Sudah 14 Tahun Tersandera Majikan

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Ilham
Seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) (ilustrasi)
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Kabupaten Semarang dilaporkan tersandera oleh majikannya di negara Arab. Selama bekerja, Isnaeni (33), TKW malang ini hanya menerima gaji di bawah ketentuan.

 

Perempuan asal Dusun Rejosari Kidul, RT 03/ RW 04 Desa Rejosari, Kecamatan Tuntang ini sudah lama berupaya kembali ke tanah air. Namun dihambat oleh majikannya.

 

Mantan suami Isnaeni, Slamet Riyadi (43) mendatangi Farksi PDIP DPRD Kabupaten Semarang pada Jumat (4/3). Slamet mengaku komunikasi terakhir antara dirinya dengan Isnaeni dilakukan pekan kemarin.

 

“Intinya, saya diminta untuk membantu mengupayakan agar Isnaeni bisa pulang kembali ke tanah air,” katanya didampingi oleh Sekretaris Fraksi PDIP Kabupaten Semarang, Bondan Marutohening.

 

Menurut Slamet, Isnaeni berangkat ke Arab Saudi untuk menjadi TKW sekitar pertengahan tahun 2001. Saat itu, perempuan ini baru sekitar enam bulan menikah dengannya. Isnaeni berangkat ke luar negeri karena desakan orang tua Isnaeni agar anaknya bisa bekerja.

 

Akhirnya, Slamet mengizinkan dengan syarat Isnaeni bekerja di Arab Saudi cukup dua tahun sesuai kontrak kerja. “Karena saat itu saya menganggap masih pengantin baru,” katanya.

 

Namun setelah dua tahun berlalu, Isnaeni tak kunjung pulang. Yang menjadi persoalan, selama bekerja di Arab Saudi, Isnaeni juga tidak diperkenankan membawa telepon seluler (HP). Sampai delapan tahun, Isnaeni baru bisa menghubunginya menggunakan telepon sang majikan. Intinya, ia menjelaskan ingin pulang tapi tak diizinkan sang majikan.

 

Selama di Ararb, Isnaeni hanya pernah mengirim uang Rp 14 juta kepada kedua orang tuanya. “Uang ini pun hasil pinjaman Isnaeni kepada sang majikan,” katanya. Slamet kemudian mencereaikan Isnaeni. Menurut dia, perceraian itu juga atas permintaan orang tua Isnaeni.

Meski sudah bercerai, Slamet tetap ingin membantu Isnaeni. Slamet mengaku sudah delapan kali, bolak balik ngurus ke PT Avida Aviaduta selaku penyalur Isnaeni, termasuk ke Kementerian Tenaga Kerja di Jakarta. “Terakhir oleh Sekretaris Menteri Tenaga Kerja dijanjikan akan dibantu,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement