REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Calon Ketua Umum Partai Golkar Mahyudin menyesalkan adanya kesan saling menyerang terhadap kader yang akan mencalonkan diri dalam musyawarah nasional mendatang. Dalam sosialisasi kepada kader Partai Golkar di Medan, Sumatera Utara, Selasa (1/3) malam, Mahyudin bahkan mengaku menjadi salah satu korban praktik kampanye hitam (black campaing) tersebut.
Dalam pemberitaan di sebuah media, kader Partai Golkar diingatkan untuk tidak memilih calon ketum yang pernah diperiksa KPK terkait kasus dugaan korupsi proyek Hambalang. Jika dilihat sekilas, pernyataan itu ditujukan kepadanya karena salah satu anggota DPR RI yang diperiksa dalam kasus Hambalang tersebut bernama Mahyudin.
"Padahal yang diperiksa bukan saya, tetapi Mahyudin (dari Partai) Demokrat, Komisi X," katanya.
Politisi yang sempat diangkat menjadi Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar itu mengharapkan aksi saling serang tersebut dihentikan. Menurut Mahyudin, seluruh kader Partai Golkar harus menyadari bahwa yang menjadi lawan dalam pertarungan politik bukan sesama kader, tetapi dari luar. Karena itu, seluruh kader parpol berlambang pohon beringin tersebut harus bersatu untuk menjadi tim yang solid dan luar biasa.
Aksi saling menyerang sesama kader tersebut hanya akan menyebabkan Partai Golkar menjadi lemah sehingga mudah dikalahkan.
"Kalau pun lemah lalu 'digebukin' orang, salah sendiri," ujar Mahyudin.
(Baca juga: Bila Jadi Ketum Golkar, Mahyudin akan Lepas Jabatan Wakil Ketua MPR)