REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam hasil rapat harian Partai Golkar, salah satu usulan yang mengemuka adalah penunjukan Nurdin Halid sebagai Ketua Sterring Committe (SC) pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar. Namun, sejumlah kader Golkar sempat mengungkapkan keberatan atas usulan tersebut.
Kendati begitu, Sekretaris Jenderal Partai Golkar hasil Munas Ancol, Zainudin Amali, menilai, keberatan-keberatan tersebut bukanlah sebagai bentuk penolakan terhadap usulan Nurdin Halid sebagai Ketua SC. Namun, sebagai bentuk masukan yang bersifat konstruktif dan positif terhadap pelaksanaan Munas Golkar.
''Saya rasa, itu bentuk masukan yang konstruktif dan positif supaya Munas ke depan itu berlangsung sesuai panduan dari SK Menkumham, yakni Munas yang demokratis, rekonsiliatif, dan berkeadilan. Selain itu, saya kira pak Nurdin juga memahami hal itu,'' tutur Zainudin ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (29/2).
Bahkan, Zainudin menilai, sosok Nurdin Halid saat ini 'lebih akomodatif' terhadap pemikiran-pemikiran dan upaya-upaya perbaikan yang dilakukan di partai berlambang pohon beringin tersebut. Nurdin, tutur Zainudin, tentu juga menyadari soal efek dari perselisihan internal yang terjadi selama setahun terakhir terhadap Partai Golkar.
''Secara pribadi, saya menilai pak Nurdin 'lebih akomodatif' terhadap pikiran dan perbaikan di Golkar. Beliau pasti tahu, dampak perselisihan internal ini tentu tidak baik untuk partai,'' kata Zainudin, yang menjabat sebagai ketua DPP Partai Golkar hasil Munas Riau tersebut.
Usulan nama Nurdin Halid sebagai ketua SC memang muncul dalam rapat harian Golkar, tengah pekan lalu. Namun, usulan tersebut memang harus lebih dahulu mendapatkan pengesahan melalui rapat pleno, yang rencananya bakal digelar pada Rabu (2/3) mendatang.