REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses eksekusi kawasan Kalijodo masih terus berlangsung siang ini. Ratusan bangunan di area tersebut kini sudah dirobohkan oleh petugas dari tim penertiban terpadu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Namun demikian, ada satu bangunan yang tidak terkena dampak penggusuran, yaitu Masjid al-Mubaarokah yang berada di RT 07 RW 10 Kelurahan Angke Kecamatan Tambora Jakarta Barat. Sampai siang ini, rumah ibadah tersebut masih tampak berdiri kokoh di antara puing-puing reruntuhan bangunan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat mengatakan, Masjid al-Mubaarokah ke depannya tetap akan difungsikan sebagai tempat ibadah. Menurut dia, masjid yang sudah berdiri sejak lebih dari tiga dekade itu rencananya bakal dibangun ulang dan dijadikan fasilitas penunjang untuk ruang terbuka hijau (RTH) di atas area Kalijodo nantinya.
"Masjid itu akan dibangun ulang seindah mungkin, disesuaikan desainnya dengan taman di sini," ujar Djarot kepada wartawan saat meninjau lokasi Kalijodo, Senin (29/2).
Ia menuturkan, salah satu alasan mengapa Masjid al-Mubaarokah tidak ikut digusur adalah karena Pemprov DKI Jakarta telah mempelajari sejarah keberadaan bangunan ibadah tersebut. "Masjid itu ternyata dibangun di atas tanah wakaf, jadi kami putuskan untuk membiarkannya menjadi bagian dari taman (RTH) Kalijodo," kata Wagub DKI Jakarta.
Terkait rencana tersebut, ia mengaku sudah pernah mengadakan dialog dengan para marbot alias pengurus Masjid al-Mubaarokah sebelumnya. Menurut Djarot, mereka tidak menolak gagasan itu dan mau bekerja sama dengan pemerintah.
Republika.co.id berusaha mengonfirmasi kabar baik tersebut kepada marbot Masjid al-Mubaarokah, Kafiuddin (57 tahun) dan Haji Sidik (70). Akan tetapi, kedua lelaki itu ternyata sudah angkat kaki dari Kalijodo.
"Pak Udin (Kafiuddin) dan Haji Sidik sudah pulang ke kampungnya di Banten, kemarin," ucap bekas warga Kalijodo dari RT 07 RW 10 Angke Kecamatan Tambora Jakbar, Suryana (55).