Senin 29 Feb 2016 10:41 WIB

Ratusan Pemulung Datangi Kalijodo

Rep: c21/ Red: Nidia Zuraya
Pemulung sampah
Foto: VOA
Pemulung sampah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan pemulung telah memadati kawasan Kalijodo, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (29/2). Mereka datang sejak pagi untuk menunggu petugas menghancurkan ratusan bangunan.

Salah seorang pemulung yang datang dari Pasar Darurat, Kapuk, Jakarta Utara, Robert (30) mengatakan telah menunggu proses pembongkaran sejak pukul 05.00 Wib. "Tapi sampai saat ini, belum diperbolehkan memasuki area pembongkaran," ujar Robert yang datang dengan pemululng lainnya, Senin (29/2).

Rencananya setelah petugas memperbolehkan memasuki lokasi penggusuran, dirinya akan mengais rezeki dengan mengambil sisa ember, botol plastik, kayu, dan besi. Untuk hari ini, kemungkinan penghasilan menurun hanya sekitar Rp 50 ribu. "Sebab barang-barang sudah hancur dan tak dapat dipakai lagi," tutur dia.

Robert mengatakan harga plastik perkilogramnya Rp 2.000, sedangkan besi Rp 1.500. Rencananya dia akan memburu barang-barang berjenis plastik, karena lebih menguntungkan. "Kalau kaleng lebih murah, per kilogram Rp 500," kata dia.

Biasanya kalau hari biasa atau tidak ada pembongkaran seperti ini, dirinya harus berjaln dari Pasar Darurat, Kalijodo, Grogol, Jelambar dan Duta Mas. Kadang-kadang kalau sepi dia berjalan hingga ke Kamal, Cengkareng dan Dadap. 

"Kalau hari biasanya kerja dari subuh sampai pukul 16.00 Wib," tutur dia.

Namun kalau ada pembongkaran, ketika telah banyak dapat langsung pulang ke Pasar Darurat untuk menyetorkan barang bekas ke lapak juragan. Namun kalau masih terlihat barang tersisa banyak, dirinya akan kembali lagi dengan berjalan kaki.

Robert mengatakan setidaknya ada ratusan pemulung, yang berkumpul di kawasan Kalijodo. Mereka datang dari Muara Angke, Bandengan, Jembatan Tiga, Patok Besi, dan Pasar Darurat.

Penghasilan kali ini, kemungkin berbeda jauh dari kemarin. Karena sejak Ahad (21/2) kemarin, dia mendapatkan tawaran untuk membantu pemborong saat banyak warga menjual rumah mereka ke pemborong.

"Kemarin membantu orang penghasilan Rp 400 ribu. Ada enam orang, dengan satu supir menggunakan pick up," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement