REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tukang parkir di kawasan Kalijodo, Jalan Bidara Raya, Penjaringan, Jakarta Utara, kehilangan mata pencahariannya. Sebab, kawasan Kalijodo yang selalu ramai dengan kendaraan kini sepi
Tukang parkir bernama Ucok (25) mengaku kini penghasilan dia dan kawan-kawannya hilang. "Tidak ada pemasukan, jadi jual barang-barang rongsokan yang diambil dari dalam (Kalijodo) dan tidur di saung ini," kata dia yang telah beberapa hari tidur di sebuah saung di Jalan Bidara Raya, Rabu (24/2).
Ucoh menceritakan, sebelum ada upaya penggusuran, mereka berpendapat sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta dalam rentan waktu 24 jam. "Namun dibagi sepuluh orang," katanya. Mereka membagi dua shift, yaitu satu shift pada pukul 17.00 - 05.00 WIB. (Soal Kalijodo, Anggota DPD Tantang Ahok).
Ucok mengatakan, meskipun parkiran selama 24 jam, namun keramaian kendaraan terlihat ketika malam tiba. Kata Ucok, kalau siang memang parkiran tetap ada yang jaga, tapi tidak seramai malam. "Satu motor Rp 5 ribu kalau mobil Rp 20 ribu," kata dia.
Ucok sudah menjadi tukang parkir Kalijodo selama lima tahun. Jika tidak menjaga parkir, Ucok menjadi penjaga warung.
Pada Rabu (24/2) pagi, Ucok menyadari pekerjaannya sudah tidak ada. Namun dia mendapatkan lima buah pintu rumah yang dijualnya kepada pengepul barang bekas sebesar Rp 50 ribu.
Dia mengeluhkan tentang pembongkaran yang terjadi, karena ratusan orang terpaksa menganggur. Ucok yang hanya memiliki KTP, tidak dapat menempati rusun. Kini dia berharap mendapatkan modal usaha kecil-kecilan untuk berdagang. "Ada keinginan untuk pulang, namun kalau kembali ke kampung halaman kerjaan di sana percuma," kata dia.
Dia juga berharap pemerintah memberikan dia pekerjaan. "Kalau saya kerja di bengkel Insya Allah bisa. Memang keahlian saya di situ," katanya.