Ahad 21 Feb 2016 13:34 WIB

Pemkot Surabaya Sosialisasi Plastik Berbayar

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nur Aini
Penerapan kantong plastik berbayar untuk barang belanja supermarket akan diujicoba di Indonesia mulai 21 Februari 2016.
Foto: wikipedia
Penerapan kantong plastik berbayar untuk barang belanja supermarket akan diujicoba di Indonesia mulai 21 Februari 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Warga Surabaya diimbau untuk mengurangi dan menghindari penggunaan kantong plastik. Hal ini seperti disampaikan Walikota Surabaya Tri Rismaharini di Taman Bungkul, Surabaya pada Ahad (21/2).

Imbauan tersebut untuk menyadarkan warga agar lebih peduli terhadap lingkungannya. Terlebih mengingat sampah plastik membutuhkan waktu lama untuk terurai sehinggga dapat mencmari lingkungan. “Kalau tidak ada gerakan yang massif, maka kita akan kesulitan mengendalikan karena terurainya 100 tahun. Kita semua harus bergerak. Kita sepakat mengurangi plastic semaksimal mungkin,” tutur Risma.

Dia pun meminta Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Surabaya untuk senantiasa mengkampanyekan anti penggunaan plastik kepada masyarakat. Untuk lebih memantapkan programannya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mulai menerapkan plastik berbayar di swalayan. Hal tersebut dimaksudkan agar warga dapat membawa kantong sendiri untuk berbelanja. Sehingga dengan demikian penggunaan kantong plastik akan semakin berkurang. “Yang terpenting adalah pesannya. Bukan soal murah atau mahal harga plastik. Minimal pemakaian plastik ini berkurang,” tuturnya.

Di lain sisi, kata Risma agar sosialisasi terkait anti penggunaan plastik ini merata. Pemkot Surabaya juga melakukan sosialisasi kepada pedagang di pasar-pasar tradisional.

Sementara itu menurut Kepala BLH Kota Surabaya, Ali Suhadi menjelaskan pihaknya akan terus memantau program plastik berbayar di swalayan. Ia berharap ke depannya warga Surabaya dapat memakai kantong kain sebagai tempat belanjaannya. “Sekarang ini plastik produksinya luar biasa banyak, maka harganya murah. Sementara paper bag masih sedikit. Kalau nanti  volume produksinya besar, otomatis ongkos produksinya akan turun,” tutur Musdiq.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement