Rabu 17 Feb 2016 19:19 WIB

Preman Kalijodo Sering Coba Sogok Polisi

Rep: Lintar Satria/ Red: Achmad Syalaby
Suasana kawasan kawasan Kalijodo, Jakarta, Rabu (17/2).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Suasana kawasan kawasan Kalijodo, Jakarta, Rabu (17/2).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA—Selain cara kekerasan, para preman Kalijodo juga mencoba mendekati polisi dengan memberikan iming-iming akan menyetor duit Rp 15 juta sebulan dan lain-lain.  Hal ini diungkapkan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti dalam bukunya Geger Kalijodo.

Ia menambahkan mereka berani memberi iming-imingnya cukup besar, agar polisi tidak mengganggu mereka. Padahal, mereka adalah orang yang tidak bisa diajak kerja sama untuk menegakkan hukum. Ibarat macan, ketika mereka kecil, masih bisa dielus-elus.

“Tetapi ketika mereka besar, mereka akan menggigit kami. Bos-bos hiburan dan judi yang sekarang ini besar, pada awalnya juga pemain kecil. Namun, ketika mereka sudah menjadi besar dan kuat, mereka dapat dengan mudah mengatur orang. Jadi ini seperti permainan besar kecil, selagi mereka masih bisa dikontrol, jangan memberi kesempatan mereka menjadi besar.” tulisnya dalam halaman 93 dikutip Rabu (17/2).

Sudah menjadi watak mereka, tambah Krisna ketika mereka dalam posisi terjepit,  mereka akan berusaha mengelus-elus polisi. Krisna mengatakan ketika mereka tak bisa menaklukannya, mereka mencoba lewat Polres. Kalau lewat Polres tak bisa, mereka mempengaruhi Polda.

 “Saya merasa beruntung karena diberi kepercayaan oleh para pimpinan untuk mengurus masalah Kalijodo.” Tulisnya lagi. Krisna mengatakan walaupun kuncinya di pemegang kekuasaan, polisi hanya memiliki kewenangan untuk menutup. Kewenangan itu seperti diatur di dalam undang-undang, khususnya pada KUHP Pasal 303.

Dalam buku tersebut, ia juga menulis walaupun sudah ada larangan, dalam praktiknya ada perjudian terkait pula dengan kultur masyarakat. Terutama bagi kalangan Thionghoa, yang menganggap perjudian sebagaian dari hidup mereka. Walau demikian, membiarkan perjudian sama artinya dengan membiarkan pelaku kejahatan menjadi besar.“Jika sudah besar, mereka akan semakin sulit dikendalikan.” Tambahnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement