Senin 15 Feb 2016 21:00 WIB

Kemenkominfo, ATSI, dan Komunitas TIK Gelar Kegiatan Donor Darah

Aksi donor darah di Kemenkominfo, Senin (15/2).
Foto: Ist
Aksi donor darah di Kemenkominfo, Senin (15/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) yang beranggotakan komunitas Telematika, Informasi, dan Komunikasi (TIK) nasional bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggelar kegiatan bakti sosial kemanusiaan berupa donor darah. Kegiatan itu diikuti perwakilan operator telekomunikasi, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), dan Masyarakat Telematika (Mastel).

"Kegiatan ini merupakan wujud kepedulian kami beserta para penyelenggara telekomunikasi, bersama-sama dengan Kementerian Kominfo dan komunitas TIK nasional atas musibah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang sedang mewabah dan merupakan wujud dari kesetiakawanan nasional," kata Ketua Umum ATSI Alexander Rusli, Senin (15/2).

Aksi donor darah yang digelar dengan menggandeng Palang Merah Indonesia (PMI) itu diharapkan mampu mengumpulkan pendonor hingga 150 orang. Kegiatan ini berlangsung di Ruang serba guna Kemkominfo Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 9 Jakarta Pusat, mulai pukul 08.30-11.30 WIB.

"Tujuan pendonor darah hanya satu, yaitu menyelamatkan jiwa orang lain. Semoga melalui aksi sosial ini bisa membantu penderita DBD dan saudara kita yang membutuhkannya," ujarnya.

Sebelumnya, ATSI juga memberikan apresiasi kepada 893 Donor Darah Seratus Kali (DDS) ditengah krisis cadangan darah nasional yang ada di PMI. Penghargaan ini adalah bentuk dukungan untuk mendorong gerakan masyarakat pendonor darah dalam upaya membantu PMI menyediakan stok darah nasional.

Bentuk apresiasi dari ATSI berupa kartu perdana dan pulsa senilai Rp 1 juta untuk 893 penerima penghargaan Satyalancana Kebaktian Sosial Donor Darah Sukarela 100 kali dari seluruh provinsi.

Idealnya sebuah negara mempunyai dua persen cadangan kantong darah dari jumlah penduduknya. Berdasarkan standar lembaga kesehatan dunia WHO, jumlah kebutuhan minimal darah di Indonesia sekitar 5,1 juta kantong pertahun atau 2 persen jumlah penduduk Indonesia. Sementara produksi darah dan komponennya saat ini sebanyak 4,1 juta kantong dari 2,7 juta donasi, di mana 84,72 persen di antaranya berasal dari donor darah sukarela.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement