Ahad 14 Feb 2016 09:09 WIB

Pelajar di Jambi Tolak Valentine dan LGBT

Larangan merayakan valentine's day (ilustrasi)
Larangan merayakan valentine's day (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Ratusan pelajar tingkat SMP Negeri 1 Kota Jambi, menolak perayaan valentine karena kegiatan itu bertentangan dengan nilai adat Melayu Jambi dan Islam. Dalam aksi di halaman SMP Negeri 1 Kota Jambi, Sabtu (13/2), sekitar 800 pelajar tersebut juga menolak tegas kaum Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT).

Kepala Sekolah SMP N 1 Kota Jambi, Nanang Suryana mengatakan, LGBT itu merupakan gerakan yang tidak benar, dan jika tidak ada pengawasan dari semua pihak dikhawatirkan akan menyasar peserta didik. Aksi penolakan ini dilakukan pelajar, kata dia dalam upaya menyelamatkan generasi muda supaya terbebas dari hal negatif.

Para pelajar menyebutkan, penolakan valentine day yang dirayakan setiap 14 Februari itu juga karena kegiatan tersebut bisa menjadi ajang bagi LGBT mengekspresikan hasrat seksual yang juga tidak mencerminkan budaya Jambi.

"Kami juga tidak mendukung sama sekali perayaan hari 'valentine'. Hari kasih sayang justru dapat menjadi ajang untuk mengekspresikan gairah seksual," katanya.

Sekitar 800 pelajar itu juga membubuhkan tanda tangan pada kain putih, selain membentangkan sejumlah poster yang bertuliskan penolakan terhadap LGBT dan "valentine day". Nanang mengatakan, para pelajar yang merupakan generasi muda penerus bangsa ini ketika pikirannya telah diracuni oleh hal-hal negatif maka akan merusak moral.

Bahkan LGBT telah menunjukan aksinya diruang publik, sehingga jika hal tersebut tidak segera diwaspadai nantinya akan berbahaya bagi para pelajar.

sumber : Antara

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement