Jumat 05 Feb 2016 08:40 WIB

Perspektif HAM Perkawinan Sesama Jenis

Anggota Komnas HAM Maneger Nasution.
Foto:

Di sisi lain, eksistensi agama dipertanyakan. Tuh lihat, toh yang beragama juga bejat. Fobia agama dibentuk secara sistematis, dimulai dari pemeluknya. Kemudian, mereka yang gamang, mulai mengangguk, benar juga. Mereka jadi malas mendengarkan nasihat agama, buat apa?

Rumus ini berlaku sama di seluruh dunia. Fase dan strateginya juga sama. Dekatkan mereka dengan materialisme dunia, jauhkan dari nilai-nilai luhur, gunakan teknologi untuk mempercepat prosesnya. Internet, misalnya, efektif sekali menyebarkan berita, propaganda, dan sebagainya.

Apakah Indonesia juga akan demikian? Silakan tunggu 20-30 tahun lagi. Jika tidak ada yang membangun benteng pemahaman bagi generasi berikutnya, tidak ada yang membangun pertahanan tangguh, malah sibuk saling sikut berkuasa, sibuk berebut urusan dunia, 20-30 tahun lagi, mungkin kita atau generasi bangsa kita akan menyaksikan pasangan sesama pria atau sesama wanita bermesraan di ruang-ruang publik.

Tetangga sebelah rumah kita adalah pasangan sesama jenis dan mereka dilindungi UU karena sudah dilegalkan. Ketika masa itu tiba, Anda boleh kembali mengunduh tulisan ini.

Pedulilah! Hidup ini bukan cuma urusan pribadi. Hidup ini tentang saling menjaga, menasihati, meluruskan. Pedulilah, saudaraku. Ikut menyebarkan pemahaman baik, lindungi keluarga, kawan, remaja, dan semua orang yang bisa kita beri tahu agar menjauhi perilaku melanggar aturan agama, nilai-nilai kesusilaan, dan norma-norma kemanusiaan yang adil dan beradab. 

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement