Selasa 02 Feb 2016 07:03 WIB

Nasdem Tegaskan Kasus Dugaan Penganiayaan Masinton tak Terkait Somasi

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bilal Ramadhan
 Staf Ahli anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu, Dita Aditya (tengah) melaporkan atasannya ke LBH Apik, Jakarta, Senin (1/2).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Staf Ahli anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu, Dita Aditya (tengah) melaporkan atasannya ke LBH Apik, Jakarta, Senin (1/2). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Plt Sekjen Partai Nasdem Nining Indra Shaleh menegaskan kasus yang melibatkan anggota DPR RI Masinton Pasaribu dan asisten pribadinya (aspri), Dita Aditia Ismawati, tidak terkait sama sekali dengan somasi yang dikeluarkan Fraksi Nasdem.

Pernyataan Nining tersebut sekaligus membantah tuduhan yang menyebutkan bahwa pelaporan Dita tersebut sangat politis. "Harus dipisahkan proses somasi yang kemarin dikeluarkan Fraksi Nasdem dengan kasus dugaan penganiayaan ini," kata Nining kepada Republika.co.id, Senin (1/2).

Walaupun waktunya hampir bersamaan, antara somasi yang dikeluarkan Fraksi Nasdem kepada Masinton tertanggal 21 Januari 2016 dengan insiden memarnya wajah Dita Aditia Kamis malam, setelah dijemput oleh Masinton.

"Nah, tiba-tiba muncul kasus Dita ini kemudian banyak pihak yang mengaitkan, tapi ini murni kasus personal," ujarnya.

Nining juga mengatakan, somasi Fraksi Nasdem kepada Masinton sebenarnya sudah selesai. Somasi ini tidak dilanjutkan ke ranah hukum setelah Masinton meminta maaf kepada kepada fraksi beberapa hari setelahnya. "Jadi, tidak ada itu istilah laporan ini kemudian dipolitisasi," katanya menjelaskan.

Penganiayaan Dita ini dikaitkan sangat politis karena Dita ternyata juga sebagai kader Nasdem DPW DKI Jakarta. Somasi Fraksi Nasdem kepada Masinton terkait tuduhan dia kepada Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh.

Dalam rapat bersama Jaksa Agung HM Prasetyo pada Kamis, 21 Januari, Masinton menyebut ada "pertarungan antargeng" dalam kasus Freeport dan Mobile8 antara Surya Paloh dan Harry Tanoe dalam proyek itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement